Penyakit ketiga Dalih Kesehatan,
(lanjutan , Tulisan ke-2 )
”Saya merasa tidak enak badan,” hingga yang lebih spesifik ” Ada yang tidak beres dengan diri saya”. Kesehatan yang ”buruk”, di dalam ribuan bentuknya yang berbeda, digunakan sebagai dalih untuk kegagalan untuk melakukan apa yang seseorang ingin lakukan, kegagalan untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar, kegagalan untuk mencapai keberhasilan.Kalau dalih kesehatan ini dipakai maka Indonesia tidak akan pernah punya presiden yang bernama Gus Dur, Apakah beliau pakai dalih kesehatan? Tidak! Ada seorang tokoh musik klasik dunia Bethoven dia Tuli. Tapi dia bisa membuat aransemen musik orkestra yang begitu indah dan merdu untuk didengarkan padahal dia sendiri tidak bisa mendengarkannya. Apakah dia pakai dalih kesehatan? Tentu Tidak! Ada seorang Profesor perguruan tinggi terkenal di dunia yang kehilangan satu lengannya. ” Itu Cuma satu lengan, tapi semangat saya 100 % utuh . Saya bersyukur untuk itu.” Seorang pegolf ulung yang hanya punya satu lengan tapi dia berhasil menorehkan prestasi yang luar biasa.Ketika ditanya banyak orang yang punya dua lengan tetapi tidak bisa menorehkan prestasi seperi dia. Jawabannya adalah, ”Menurut pengalaman saya, satu lengan dengan sikap yang tepat akan bisa mengalahkan dua lengan dengan sikap yang salah.” Ia benar, Pikirkan tentang pernyataan itu sejenak. Hal ini tidak hanya di lapangan golf, tetapi juga di dalam segi kehidupan. Vaksin untuk mencegah dalih kesehatan adalah :
1. Jangan berbicara tentang kesehatan Anda.
2. Jangan khawatir tenatang kesehatan Anda.
3. Bersyukurlah secara tulus bahwa kesehatan anda baik sebagaimana adanya.
4. Sering-sering ingatkan diri anda, ”Jauh lebih baik letih karena bekerja daripada letih karena menganggur.”
Penyakit keempat Dalih IQ, Kebanyakan dari kita membuat dua kesalahan dasar sehubungan dengan intelegensi :
1. Kita meremehkan kekuatan otak kita
2. Kita terlalu menganggap hebat kekuatan otak orang lain.
Karena kedua kesalahan ini, banyak orang sering merendahkan nilai diri mereka sendiri.Mereka gagal menghadapi situasi yang menantang karena merasa bahwa untuk itu ”diperlukan otak yang cerdas”. Akan tetapi, kemudian datanglah orang yang tidak peduli mengenai intelegensi, dan ia mendapatkan pekerjaan itu. Yang penting sebenarnya bukanlah berapa banyak intelegensi yang anda miliki, tetapi bagaimana Anda menggunakan apa yang benar-benar anda punyai. ”Saya kan Cuma lulusan SMP mana bisa sukses pak.” banyak orang berdalih seperti itu. Kalau dalih ini dipakai maka tidak akan ada pengusaha sukses H. Sukri Adenan, Dia buta huruf tetapi beliau belajar di sekolah kehidupan nyata.Kalau dalih ini dipakai maka tidak akan pernah ada Primagama, LBB yang omzetnya 100M per tahun yang didirikan oleh Purdi E. Chandra yang pernah kuliah di tiga jurusan di PTN ternama di Indonesia tapi dia ndak pernah lulus tapi dia benar-benar belajar dan belajar di sekolah kehidupan nyata sehingga dia berhasil sukses. Kata Dia kita harus berani berimpian, berani belajar, berani mencoba, berani merantau, berani gagal pasti kita akan berani sukses. Jika anda mempunyai cukup ketekunan untuk bertahan pada sesuatu – tugas atau proyek – hingga selesai, maka anda jauh lebih baik daripada orang dengan intelegensi yang menganggur, walaupun intelegensi itu mungkin mendekati genius. Ingat Ketekunan adalah 95 % dari kemampuan. Tiga cara untuk menyembuhkan penyakit dalih intelegensi adalah:
1. Jangan pernah meremehkan intelegensi anda sendiri dan menganggap terlalu tinggi intelegensi orang lain. Berkonsentrasilah pada apa yang anda miliki. Temukan bakat unggul anda.Manejemnilah otak anda daripada khawatir mengenai IQ anda.
2. Ingatkan diri anda beberapa kali setiap hari. ”Sikap saya lebih penting daripada inteligensi saya”Di tempt kerja dan di rumah, praktekkan sikap positif. Kembangkan sikap “Saya Menang”. Manfaatkan intelegensi anda untuk pemakaian positif yang kreatif. Gunakan otak anda untuk mencari cara-cara untuk menang bukan membuktikan bahwa anda kalah.
3. Ingat bahwa kemampuan berpikir jauh lebih bernilai daripada kemampuan mengingat fakta.Gunakan pikiran anda untuk menciptakan dan mengembangkan gagasan, untuk mencari cara-cara baru dan lebih baik untuk mngerjakan segala sesuatunya.
Penyakit kelima Dalih Nasib, Sobat, hampir tidak ada hari yang berlalu tanpa anda mendengar seseorang menimpakan kesalahan pada nasib “buruk” Dan jarang sekali anda tidak mendengar seseorang menghubungkan keberhasilan orang lain dengan nasib “baik”
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” ( QS. Ar-Ra’du ; 11 )
Katakanlah kita diberi jatah seukuran drum, tetapi kalau kita malas tidak bersungguh-sungguh, lalu kita hanya mendapatkan hanya sekadar gayung maka bukan karena kita tidak memiliki jatah rezeki, melainkan kita kurang terampil menjemput jatah kita. Taklukkan dalih nasib dengan dua cara :
1. Terimalah hukum sebab-akibat atau kaidah kausalitas.
2. Jangan menjadi orang yang suka berangan-angan kosong.
Banyaklah Bersyukur !
Kenapa kita mesti menyerah sobat! Padahal kita dianugerahi oleh Allah SWT kekuatan dan nikmat yang tidak bakalan kita bisa menghitungnya karena saking banyaknya. Dengan kata lain, ingatlah setiap nikmat yang Allah anugerahkan kepada kita. Karena Dia telah melipatkan nikmat-Nya dari ujung rambut hingga ke bawah telapak kaki.
Allah SWT berfirman dalam Surat Ibrahim ayat 34 :
” Jika kamu menghitung nimat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya.”
Kesehatan badan, keamanan negara, sandang pangan, udara, dan air, semuanya tersedia dalam hidup kita. Namun begitulah anda memiliki dunia, tetapi tidak pernah menyadarinya. Anda menguasai kehidupan, tetapi tak pernah mengetahuinya.
”Dan Dia menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu lahir dan batin.” ( QS Luqman : 20 )
Anda memiliki dua mata, satu lidah, dua bibir, dua tangan dan dua kaki.
“Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan ? ” ( QS Ar-Rahman :13 )
Apakah anda mengira bahwa, berjalan dengan kedua kaki itu sesuatu yang sepele, sedang kaki acapkali menjadi bengkak bila digunakan jalan terus-menerus tanpa berhenti? Apakah anda mengira bahwa berdiri tegak di atas kedua betis itu sesuatu yang mudah, sedang keduanya bisa saja tidak kuat dan suatu ketika patah? Coba pikirkan dan renungkan, betapa besarnya fungsi pendengaran, yang dengannya Allah menjauhkan anda dari ketulian. Coba renungkan dan raba kembali mata anda yang tidak buta. Ingatlah dengan kuli anda yang terbebas dari penyakit lepra, dan renungkan betapa dahsyatnya fungsi otak anda yang selalu sehat dan terhindar dri kegilaan yang menghinakan. Apakah Anda ingin menukar mata anda dengan uang 100 M atau emas sebesar gunung merapi, atau menjaul pendengaran anda seharga perak satu bukit? Apakah anda mau membeli istana-istana terindah di dunia dengan lidah anda, hingga anda bisu? Maukah Anda menukar kedua tangan anda dengan untaian mutiara dan zamrud sementara tangan anda buntung? Begitulah, sebenarnya kita berada dalam kenikmatan yang tiada tara dan kesempurnaan tubuh, tetapi kita tidak menyadarinya. Kita tetap merasa resah,suntuk, sedih, dan gelisah, meskipun kita masih mempunyai nasi hangat untuk disantap, air segar untuk diteguk, waktu yang tenang untuk tidur pulas, dan kesehatan untuk terus berbuat. Sobat, kita acapkali memikirkan sesuatu yang tidak ada, sehingga kita lupa mensyukuri yang sudah ada. Jiwa kita mudah terguncang hanya karena kerugian materi yang mendera. Padahal sesungguhnya kita masih memegang kunci kebahagiaan, memiliki jembatan pengantar kebahagiaan, karunia, kenikmatan, dan lain sebagainya.Maka pikirkan semua itu, dan kemudian syukurilah.
(Spiritual Motivator- N.Faqih Syarif H,www.mentorplus.multiply.com atau www.fikrulmustanir.blogspot.com )

0 komentar:
Posting Komentar