Sabtu, 28 Februari 2009

Kecerdasan menghadapi dan mengatasi kesulitan

Adversity Quotient
Kecerdasan menghadapi dan mengatasi kesulitan

Tersenyumlah dan bergembiralah pada segala karunia hari ini. Tidakkah matahari masih bersinar?Tidakkah burung-burung masih berkicau?Tidakkah kita masih bebas menikmati segala rahmat di alam ini?

Sobat, pernahkah Anda merasa hidup begitu menakutkan? Hidup begitu tak menyisakan apa-apa selain rasa cemas yang berlebihan terhadap segala kemungkinan yang akan terjadi? Uang tinggal sedikit, sementara penghasilan tidak menentu? Kesulitan datang bertubi-tubi mendera jiwa Anda. Pernakah Anda mengalami ini?
Itulah yang disebut adversitas ( kesulitan ) yang sangat akrab dengan hidup! Semakin tinggi tingkat kesulitan yang sedang kita hadapi, semakin besar pelajaran yang bisa dicermati. Allah Berfirman dalam Alqur’an surat Asy-syrah ayat 5 :
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” 
Sobat, yang perlu kita lakukan hanyalah satu, perkuat daya juang anda! Teruslah melangkah menuruti hati sanubari yang paling dalam, selama tidak berdosa dan tidak Haram teruslah bergerak. Tetapkan jiwa anda untuk selalu focus pada berkah dan kemuliaan hidup. Ingatlah sobat, pasti masih banyak rahmat yang patut kita syukuri.

Dikisahkan ada seorang pemuda yang masih sehat dan gagah tetapi setiap hari pekerjaannya senantiasa mengeluh dan mengeluh dalam menjalani kehidupan ini. Kegagalan demi kegagalan telah bertubi-tubi mendera dirinya. Suatu hari ketika dia terus mendumel dengan keluhannya. Dia ketemu seorang kakek tua yang buntung kedua tangannya tapi si kakek tetap bekerja mencari nafkah dengan penuh riang gembira dan menikmati kehidupannya dengan penuh rasa syukur. Mendengar si pemuda yang terus mengeluh, si kakek bertanya, “ Wahai Engkau Pemuda, kalau misalnya ada orang minta satu tanganmu, dan engkau dikasih 1 milyar. Apakah engkau berikan?” . “Tentu Tidak, Kek”. Kemudian si Kakek melanjutkan pertanyaannya, “ Kalau ditambah lagi 1 milyar tapi kedua tanganmu diambil jadi 2 Milyar. Kamu Kasihkan apa tidak?” Tidak sahut pemuda tersebut. “ Kalau ditambah lagi semuanya jadi 10 milyar tapi kedua tangan, kedua kaki, dan kedua mata dan telingamu diambil. Engkau berikan apa tidak? “ Ya Pasti. Tidak. Apa saya gila?. “ Lha . wahai pemuda coba berpikirlah dan renungkan ternyata kau masih punya segalanya. Bandingkan dengan saya yang tidak punya kedua lengan. Maka bersyukurlah! Janganlah Putus Asa!.” Kata si Kakek sambil berlalu dan melanjutkan pekerjaannya jual Koran. Pemuda tadi terbengong dan sadar akan modal yang berharga yang telah diberikan oleh Allah Swt. Sejak saat itu ia tidak lagi mengeluh dan keluh kesah setiap mau putus asa, dia ingat nasehat si kakek buntung.

Sobat, mari kita tanyakan pada jiwa dan pikiran kita.
• Apakah kita masih bebas menghirup oksigen?
• Apakah kita masih bisa melihat?
• Apakah kita masih bisa mendengar?
• Apakah kita masih bisa membaca?
• Apakah kita masih bisa berjalan?
• Apakah kita masih bisa tersenyun?
• Apakah kita masih sehat?
• Apakah kita masih bisa makan?
• Apakah kita masih memiliki seseorang yang kita cintai?

Sobat, apabila sebagian besar jawaban di atas adalah YA dan Ya dan Ya Ya Yaaa. Maka Selamat dan bersyukurlah karena masih banyak yang lain tak seberuntung kita.Tersenyumlah dan bergembiralah sobat pada segala karunia hari ini. Inilah inti dari sebuah kecerdasan mengungguli rintangan hidup. Sebuah kebulatan tekad dan hati untuk terus-menerus mendaki, meski kedua tapak kaki bak tersayat duri dan belati yang tajam.
Menurut istilahnya Dr. Paul G. Stoltz jadilah orang bertype Climber yaitu sekelompok orang yang seumur hidupnya melakukan pendakian. Pendakian itu adalah perbaikan diri dan hidup yang terus-menerus. Kelompok ini selalu memikirkan kemungkinan-kemungkinan dan tidak pernah membiarkan umur.kesehatan, jenis kelamin ,dll sebagai penghambat pendakian.Menyambut tantangan yang disodorkan, merasa sangat yakin pada sesuatu yang besar daripada diri mereka, yakin bahwa segala hal bisa dan akan terlaksana, mereka terus bekerja smart pada kehidupannya.

Sobat, kita mengalami kesulitan? Sekali lagi, bersyukurlah! Itu berarti kita diberi kesempatan untuk mengasah kembali kepekaan, ketajaman, dan kecerdasan kita. Bukankah kita telah memiliki the power of survival dan bisa survive sampai saat ini, salah satunya disebabkan karena kita telah banyak menghadapi tantangan hidup di masa lalu? Terimalah segala corak hidup yang datang menghampiri kita dengan penuh keikhlasan. Berbahagialah! Hidup adalah masalah pilihan. Apa pun yang terjadi di luar diri kita tidak akan melunturkan semangat juang dan daya tahan kita, asal kita mampu memaknainya secara tepat. Dan kita mampu melihatnya dari perspektif yang benar dan mencerahkan. “ You can coplain because roses have thorns, or you can rejoice because thorns have roses.” ( Anda bisa mengeluh karena mawar ada durinya, atau Anda bisa bergembira karena duri ada mawarnya.).
Tetap semangat! Tegapkan badan! Tatap hidup dengan penuh arti. Setiap gelap pasti berakhir.karena sesungguhnya sesudah kesulitan pasti ada kemudahan. Don’t Give Up !!!
(Spiritual Motivator- N.Faqih Syarif H, www.mentorplus.multiply.com atau www.fikrulmustanir.blogspot.com )

Bangga Bisa Menulis

Bangga Bisa Menulis ( Motivasi )
Oleh: Radinal Mukhtar Harahap

Seorang teman menyuruh saya membaca tulisannya yang berjudul
"Kontribusi Pemuda dalam Pemilu 2009: Capres Muda? Pantaskah??? ".
Dalam tulisan tersebut, teman saya ingin menguak kembali sejarah manis
kepemimpinan "anak muda" di Indonesia. Ia mencontohkan sosok Soekarno
yang telah memimpin diumur 44 tahun dan juga Bung Hatta yang menjadi
wakil dari Soekarno pada umur 43.
Terlepas dari pro-kontra mengenai pantaskah "anak muda" nyapres dan
menjadi pemimpin negeri ini, dalam hal ini tidak akan saya bahas lebih
dalam. Saya justru tertarik dengan pengakuan dari teman saya tersebut
yang mengatakan bahwa tulisannya yang berbentuk artikel tersebut
pernah diikutsertakan di suatu perlombaan dan hasilnya kalah.
Lomba kepenulisan, memang sangat identik dengan persoalan menang
ataupun kalah. Saya sendiri, sudah berkali-kali mengikuti lomba
kepenulisan, baik tingkat pondok pesantren maupun nasional dan
internasional, dan nyatanya, saya sangat jarang sekali menang dalam
perlombaan ini. Saya mendapatkan juara, dalam artian menang lomba,
hanya di tingkat pondok pesantren, itupun ketika saya telah duduk di
kelas akhir. Artinya, saya menang melawan "lawan-lawan" yang merupakan
adik kelas saya di pondok.
Lantas, kenapa hingga kini saya terus menulis? Jawaban yang sampai
saat ini tertanam dalam diri saya adalah saya bangga bisa menulis, dan
kemenangan dalam menulis bagi saya adalah ketika tulisan saya bisa
dibaca oleh orang lain. Ketika saya mengirim sebuah tulisan, dan
ternyata ditolak, dalam prasangka saya, ternyata ada orang yang
membaca tulisan saya, yaitu editor, juri, atau siapapun yang menilai.
Saya jadi teringat dengan pesan seorang mentor saya di Pesantren
Fikrul Mustanir, Pak Faqih Syarif, bahwa segala sesuatu yang kita
kerjakan tidak akan pernah berkurang hasilnya. Jika kita menambahkan
angka 90 dengan 10 tidak akan menjadi 90 atau bahkan 80 tetapi tetap
menjadi seratus. Artinya, setiap usaha dan pekerjaan kita akan
menghasilkan sesuatu yang sesuai tidak berkurang.
Pertanyaannya kemudian, kenapa ada yang sukses menjadi penulis pada
karyanya yang pertama, seperti Andrea Hirata dan ada yang gagal sampai
berpuluh bahkan ratusan karya? Dalam hal ini, menurut saya, dapat
dianalogikan dengan anak SD dalam menyelesaikan pekerjaan rumahnya.
Ada anak SD yang tanpa dibantu, mereka mampu mengerjakan pekerjaan
rumahnya dengan cepat dan tepat. Ada juga yang mengerjakan sendiri
dengan cepat tetapi tidak tepat. Ada juga yang mengerjakan harus
dengan bimbingan dan hasilnya tepat. Dan ada juga yang mengerjakan
dengan bimbingan tetapi tetap salah.
Mereka yang sukses dalam karyanya yang pertama tanpa kursus, menurut
saya, termasuk kepada kedalam kelompok pertama karena, menurut
logikanya, pastinya mereka telah paham betul dengan apa yang hendak
diceritakan. Kita bisa membaca analogi diatas dengan membaca karya
Andrea Hirata yang begitu "cerdik" melihat sela-sela kesenjangan
sosial dan tentunya ia paham dalam menceritakan hal itu dengan baik
dan spektakuler. 
Begitu juga dengan kelompok kedua, ketiga, dan juga keempat. Semuanya
berproses untuk mendapatkan hasil yang benar. Dan jelas, barang siapa
yang bersungguh-sungguh dialah yang mendapat (man jadda wa jada).
Sehebat apapun karya seseorang bila ia berhenti dan tak lagi berkarya,
kemampuannya akan menghilang seiring bergantinya waktu. Dan sekeras
apapun batu, bagaikan cerita Imam Ibnu Hajar al-Asqolani, akan
berlubang bila ditetesi oleh air secara terus menerus. Penulisan,
bukanlah berhenti pada menang dan kalah. Tetapi ada proses yang
menyertai dan menemani. Berbanggalah ketika bisa menulis, karena
tulisan anda dibaca oleh orang lain.
( www.fikrulmustanir.blogspot.com atau www.mentorplus.multiply.com )

Perenungan untuk kita Semua

Perenungan untuk kita Semua ,
Suatu hari seorang sahabat saya pergi ke rumah orang jompo atau lebih terkenal dengan sebutan panti werdha bersama dengan teman-temannya. Ketika teman saya sedang berbicara dengan beberapa ibu-ibu tua, tiba-tiba mata teman saya tertumpu pada seorang tua yang duduk menyendiri sambil menatap kedepan dengan tatapan kosong. 
Lalu sang teman mencoba mendekati orang tua itu dan mencoba mengajaknya berbicara. Perlahan tapi pasti dan akhirnya mau mengobrol dengannya dan menceritakan kisah hidupnya. 
"Sejak masa muda saya menghabiskan waktu saya untuk terus mencari usaha yang baik untuk keluarga saya, khususnya untuk anak-anak yang sangat saya cintai.. Sampai akhirnya saya mencapai puncaknya dimana kami bisa tinggal di rumah yang sangat besar dengan segala fasilitas yang sangat bagus. 
Demikian pula dengan anak-anak saya, mereka semua berhasil sekolah sampai ke luar negeri dengan biaya yang tidak pernah saya batasi. Akhirnya mereka semua berhasil dalam sekolah, juga dalam usahanya dan juga dalam berkeluarga. 
Tibalah dimana kami sebagai orangtua merasa sudah saatnya pensiun dan menuai hasil panen kami. Tiba-tiba istri tercinta saya yang selalu setia menemani saya dari sejak saya memulai kehidupan ini meninggal dunia karena sakit yang sangat mendadak. Sejak kematian istri saya tinggallah saya hanya dengan para pembantu kami karena anak-anak kami sudah mempunyai rumah yang juga besar. Hidup saya rasanya hilang, tiada lagi orang yang mau menemani saya setiap saat saya memerlukannya. 
Tidak sebulan sekali anak-anak mau menjenguk saya ataupun memberi kabar melalui telepon. Lalu tiba-tiba anak sulung saya datang dan mengatakan kalau dia akan menjual rumah karena selain tidak efisien juga toh saya dapat ikut tinggal dengannya. Dengan hati yang berbunga saya menyetujuinya karena toh saya juga tidak memerlukan rumah besar lagi tanpa ada orang-orang yang saya kasihi di dalamnya. Setelah itu saya ikut dengan anak saya yang sulung. 
Tapi apa yang saya dapatkan? Setiap hari mereka sibuk sendiri-sendiri dan kalaupun mereka ada di rumah tak pernah sekalipun mereka mau menyapa saya. Semua keperluan saya pembantu yang memberi. Untunglah saya selalu hidup teratur dari muda sehingga meskipun sudah tua saya tidak pernah sakit-sakitan. 
Lalu saya tinggal di rumah anak saya yang lain. Saya berharap kalau saya akan mendapatkan sukacita di dalamnya, tapi rupanya tidak. Yang lebih menyakitkan semua alat-alat untuk saya pakai mereka ganti, mereka menyediakan semua peralatan dari kayu dengan alasan untuk keselamatan saya tapi sebetulnya mereka sayang dan takut kalau saya memecahkan alat-alat mereka yang mahal-mahal itu. Setiap hari saya makan dan minum dari alat-alat kayu atau plastik yang sama dengan yang mereka sediakan untuk para pembantu dan anjing mereka. Setiap hari saya makan dan minum sambil mengucurkan airmata dan bertanya dimanakah hati nurani mereka? 
Akhirnya saya tinggal dengan anak saya yang terkecil, anak yang dulu sangat saya kasihi melebihi yang lain karena dia dulu adalah seorang anak yang sangat memberikan kesukacitaan pada kami semua. Tapi apa yang saya dapatkan? 
Setelah beberapa lama saya tinggal disana akhirnya anak saya dan istrinya mendatangi saya lalu mengatakan bahwa mereka akan mengirim saya untuk tinggal di panti jompo dengan alasan supaya saya punya teman untuk berkumpul dan juga mereka berjanji akan selalu mengunjungi saya. 
Sekarang sudah dua tahun saya di sini tapi tidak sekalipun dari mereka yang datang untuk mengunjungi saya apalagi membawakan makanan kesukaan saya. Hilanglah semua harapan saya tentang anak-anak yang saya besarkan dengan segala kasih sayang dan kucuran keringat. Saya bertanya-tanya mengapa kehidupan hari tua saya demikian menyedihkan padahal saya bukanlah orangtua yang menyusahkan, semua harta saya mereka ambil. Saya hanya minta sedikit perhatian dari mereka tapi mereka sibuk dengan diri sendiri. 
Kadang saya menyesali diri mengapa saya bisa mendapatkan anak-anak yang demikian buruk. Masih untung disini saya punya teman-teman dan juga kunjungan dari sahabat-sahabat yang mengasihi saya tapi tetap saya merindukan anak-anak saya." 
Sampai hatikah kita membiarkan para orangtua kesepian dan menyesali hidupnya hanya karena semua kesibukan hidup kita...
Bukankah suatu haripun kita akan sama dengan mereka, tua dan kesepian? Ingatlah bahwa tanpa Ayah dan Ibu, kita tidak akan ada di dunia dan menjadi seperti ini. 
Jika anda masih mempunyai orang tua, bersyukurlah sebab banyak anak yatim-piatu yang merindukan kasih sayang orang tua. 
( Handaya- Rudy T/ Artajasa, www.mentorplus.multiply.com )

Anak Kecil Yang Bertransaksi dengan Allah

Anak Kecil Yang Bertransaksi dengan Allah

Wahai Orang yang memeluk dunia.
Dunia ini tidak kekal, siang dan malam penuh dengan kepalsuan dan kesia-siaan
Hendaklah kamu meninggalkan dunia yang membelenggumu,
Sehingga kamu bisa segera memeluk surga firdaus
Jika kamu mencari surga yang abadi untuk kamu jadikan tempat tinggal, maka hendaknya kamu jangan merasa aman dari panasnya api neraka

Dikisahkan oleh Syaikh Abdul Wahid bin Zabad Rahimahullah, “ Suatu hari ketika kami berada di sebuah majelis,kami memutuskan agar mempersiapkan diri untuk berperang. Saat itu aku memerintahkan kepada teman-temanku untuk membaca ayat-ayat Al-Qur’an. Kemudian dalam majelis itu ada seorang laki-laki yang membaca ayat yang berbunyi,

“ Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh.” (TQS. At-Taubah :111 ).

Setelah itu ada seorang bocah remaja yang usianya sekitar 15 tahun berdiri dan menemuiku, dia telah ditinggal mati ayahnya dan meninggalkan warisan untuknya dalam jumlah yang sangat banyak. Lalu dia berkata, “Wahai Syeikh Abdul Wahid, sesungguhnya aku bersaksi dihadapanmu, aku berani menjual jiwa dan hartaku dengan surga.” Dia berani mengeluarkan semua hartanya. Semua dishodaqahkannya kecuali kuda, pedang dan bekalnya. Ketika keluar menuju medan perang, dia berada di garda paling depan. Jual beli kami untung karena kami telah bertransaksi dengan Allah, kemudian kaami memulai perjalanan. Dia berjalan bersama kami dan saya lihat jika siang hari dia berpuasa dan malam harinya ia gunakan untuk bermunajat kepada Allah. Dia melayani kami dan memberi makanan hewanphewan kendaraan kami. Dia menjaga kami saat kami tidur sampai akhirnya kami sampai di kawasan musuh. Pada saat itu, tiba-tiba dia bangun dan berteriak-teriak,” Betapa aku ingin berjumpa dengan mata air keridhaan ( al-‘aina’ al- mardhiyyah).” Mendengar teriakan itu kami menghampirinya dan aku pun bertanya padanya, “Wahai kekasihku, apa itu al-‘aina’ al- mardhiyyah?”. Kemudian bocah remaja itu menjawab, “ Saat kami sedang berebahan, tiba-tiba aku melihat seakan-akan ada orang yang dating dan menyuruhku agar aku pergi menemui al-‘aina’ al-mardhiyyah. Kemudian dia membimbingku ke sebuah danau. Dan tiba-tiba benar-benar saya berada di sebuah danau yang tepinya dihiasi dengan aneka permata dan perhiasan. Keindahannya tidak bisa aku gambarkan. Lalu ada banyak bidadari yang cantik-cantik dan ketika mereka melihatku, mereka tersenyum sambil, berkata,” Ini calon suami al-‘aina’ al-mardhiyyah.” Mereka menjawab, “kami semua adalah para pelayan dan pembantunya, silahkan tuan terus berjalan ke depan sana.”
Kemudian aku berjalan ke depan, tanpa terasa tiba-tiba aku sampai di suatu danau di mana airnya berupa susu dan rasanya tidap pernah berubah. Danau tersebut berada di sebuah taman yang penuh dengan keindahan. Subhanallah. Ada banyak juga bidadari yang kecantikannya membuat aku terpesona saat aku melihat mereka. Mereka tersenyum kepadaku, mereka berkata,”Sungguh ini adalah calon suami al-‘aina’ al-mardhiyyah.” Kemudian aku berkata, “Assalamu ‘alaikunna, adakah diantara kalian termasuk al-‘aina’ al-mardhiyyah?” Mereka menjawab, “wa ‘alaika As-salam,wahai kekasih Allah, kami bukan al-‘aina’ al-mardhiyyah, kami adalah pelayan dan pembantunya, berjalanlah tuan ke depan. Kemudian aku melangkahkan kakiku lagi, tiba-tiba sampailah aku di sebuah danau yang airnya adalah Khamer, bukan seperti di dunia yang memabukkan, tapi ia memiliki rasa yang sangat lezat. Subhanallah. Di tepa danau itu juga ada sederet bidadari yang menyambutku dan menyapa dengan tersenyum. Aku ucapkan salam kepadanya dan menanyakan apakah diantara mereka ada al-‘aina’ al-mardhiyyah. Mereka menjawab dengan jawaban yang sama seperti di danau sebelumnya. “Berjalanlah Tuan terus ke depan.” Kemudian aku terus melanjutkan perjalanan dan sampailah aku di suatu tempat yang amat indah di mana aku dapatkan sebuah danau yang airnya berupa madu murni. Bidadari-bidadari yang ada di tempat itu memiliki wajah yang sangat cantik dan bercahaya dan wajahnya tidak akan bisa saya lupakan. Aku pun menyapanya dengan salam dan bertanya tentang al-‘aina’ al-mardhiyyah seperti yang sebelumnya. Mereka menjawab, “Wahai kekasih Allah, kami bukanlah al-‘aina al-mardhiyyah, kami hanyalah pelayan dan pembantunya. Berjalanlah wahai tuanku ke depan.” Akhirnya untuk kesekian kali aku berjalan menuju suatu tempat yang mereka tunjukkan sampailah aku di suatu tempat di mana ada sebuah rumah yang mungil yang bangunannya terbuat dari mutiara putih nan indah. Di depan pintunya ada seorang bidadari yang amat cantik yang memakai perhiasan yang kecantikan dan keindahannya tidak bisa aku bayangkan. Dia tersenyum menatapku, lalu dia memanggil ke dalam penghuni rumah mungil tersebut, “Wahai al-‘aina al-mardhiyyah, ini suamimu sudah dating.” Masuklah wahai tuan, Engkau telah dinanti oleh al-‘aina al-maedhiyyah. Setelah aku masuk ke dalam rumah mungil yang indah itu aku melihat seorang bidadari yang amat sangat cantik dan begitu anggun sedang duduk di atas ranjang yang berhiaskan dan berukiran emas. Dia mengenakan mahkota yang berhiaskan intan dn yaqut. Aku sangat terpesona saat menatapnya. Dia berkata, “selamat dating, Wahai Kekasih Allah, Dzat Yang Maha Pengasih. Sungguh sebentar lagi kamu akan mendatangi kami.” Lalu aku menghampiri dia dan bermaksud memeluknya. Tapi, kemudian dia berkata, “ Tunggu sebentar, kamu tidak akan bisa memelukku, karena kamu masih memiliki ruh kehidupan.” Saat itu aku tersentak kaget dan aku tidak sabar ingin bertemu dengannya sampai aku engkau bangunkan wahai abdul wahid.

Syeikh Abdul wahid melanjutkan ceritanya, “percakapan kami belum sempat tuntas, tiba-tiba datang segerombolan prajurit musuh yang menyerang kami dan segera anak muda tersebut menyambut kedatangan mereka dengan gagah berani dan lincah menyabetkan pedangnya ke sana ke mari dan akhirnya dia bisa merobohkan 9 orang musuh terbunuh di tangannya. Kami berhasil mengalahkan dan mengusir mereka. Setelah itu kami mendengar teriakkan lirih tapi sangat jelas di telinga kami “al-‘aina’ al-mardhiyyah.” Aku mendekati dan menuju ke arah suara itu ternyata saya dapati seorang anak muda tersebut yang bersimbah darah. Dia tersenyum lebar sambil berkata.” Wahai Abdul Wahid , al-‘aina’ al-mardhiyyah telah benar-benar menjemputku, Subhanallah.” Akhirnya dia pun meninggal dunia sebagai syuhada’ Allah. Dia telah benar-benar bertransaksi dengan Allah. Semoga Allah meridhoinya. Semoga kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah ini dan menjadi orang-orang yang benar-benar bertransaksi dengan Allah. Dengan perniagaan yang tidak akan pernah rugi dan benar-benar meraih keuntungan dengan surga-Nya. Amin.
(www.mentorplus.multiply.com , Spiritual Motivator, N. Faqih Syarif H )

Kamis, 26 Februari 2009

Membuat Segalanya Jadi Berkah

Selesaikanlah Segala Sesuatu Demi Dia (Allah) , maka segalanya akan jadi berkah.

Oleh. N.Faqih Syarif H

” Bekerjalah Hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih.” (TQS. 34 : 13 )


Ada seorang karyawan profesional yang mempunyai keahlian khusus, dia pekerja keras, dan pandai dalam mengatur proses penyelesaian pekerjaan timnya, jujur dan disiplin serta mempunyai prinsip dalam hidupnya ”Be The Best, not Be Asa” sebut aja Si Bejo.
Suatu ketika di departemen lainnya mengalami kemunduran yang signifikan dan ini sangat mempengaruhi kinerja dan keberhasilan di bagian lainnya dalam satu perusahaan. Sekalipun hal itu bukan urusan Si Bejo, dia pun menawarkan timnya untuk membantu melakukan perencanaan dan pembenahan yang memang menjadi keahlian Si Bejo. Namun, Kepala Departemen ”A” katakan demikian, menolak dengan mentah-mentah seakan tersinggung dan dianggap Si Bejo mencampuri urusan departemennya. Dan akhirnya Si Bejo pun mundur dengan senang hati tanpa sakit hati dan dia tetap fokus pada bidang pekerjaan dan keahliannya.
Beberapa minggu setelah kejadian itu. Si Bejo dipanggil oleh Deputi Presiden Direktur untuk membantu dan melakukan pembenahan di departemen ”A”. Maka si Bejo mencoba menjelaskan pada Sang Deputi Presiden Direktur bahwa dirinya sudah menawarkan bantuan karena kita semuanya adalah satu tim besar di perusahaan kalau salah satu departemen mekanisme kinerjanya ada hambatan maka akan berpengaruh pada tim secara keseluruhan, tapi departemen ”A” menolaknya. Maka kemudian Sang Deputi mengatakan, Pak Bejo, saya tahu kelakuan dan kerja mereka, justru itu kami meminta Pak Bejo dan tim untuk membantu dan melakukan pembenahan. Biar nanti saya yang akan bicara pada mereka, terutama si Agus pimpinannya. Sekalipun sudah dijelaskan berulang-ulang bahwa keberadaan Pak Bejo dan tim adalah dalam rangka membantu penyelesaian dan efektifitas kinerja di departemen”A” bukan karena cari muka di jajaran direktur apalagi untuk menjatuhkan seseorang. Si Agus pimpinan departemen ”A” tetap tidak senang dengan keadaan tersebut. Bahkan acapkali melakukan sabotase-sabotase kecil untuk menggagalkan sistem pembenahan yang dilakukan oleh Si Bejo. Kendatipun demikian Si Bejo tetap bekerja dengan senang hati dan ketulusan yang luar biasa. Karena bagi dia hanya fokus pada dua hal. Pertama, dia tetap gembira karena memang dia bekerja untuk Tuhan-nya, dan dia paham betul bahwa hasil yang dibawa oleh timya pasti tidak akan terlepas oleh pengawasan-Nya. Pasti akan ada anugerah dari kerja keras mereka.Kedua, dia tetap gembira karena memang ada progress perubahan ke arah yang lebih baik dan semakin bisa sinergi dengan bagian lainnya.
Akan tetapi semakin hari, semakin tambah kesal Si Agus melihat keberhasilan Si Bejo dan timnya. Sehingga pada suatu waktu dia melakukan sabotase secara kasar dan kasat mata. Akibatnya hasil di lapangan amburadul. Maka Si Bejo dipanggil oleh direksi dan mempertanyakan perencanaannya. Si Agus pun ikut-ikut memprovokatori dan menyalahkan Si Bejo atas keamburadulan di departemennya. Sampai akhirnya proses perencanaan dikembalikan kepada Si Agus dan Timnya.
Si Bejo sempat mengalami hari-hari yang penuh dengan rasa dongkol. Namun, kemudian dia kembali sadar bahwa dia bekerja semata-mata untuk-Nya (Allah), dan melakukan yang terbaik untuk kebaikkan dirinya, kebaikkan semua pekerja di kantor termasuk dewan direksi dan Si Agus serta timnya. Dia pun tetap berdo’a untuk kebaikkan semuanya tanpa memiliki rasa dendam sedikitpun.
Tidak kurang beberapa lama, tim audit dari pusat menemukan banyak angka yang aneh dan keganjilan-keganjilan pada departemen”A” termasuk data-data yang salah yang diberikan kepada Si Bejo yang memang sebagai upaya sabotase. Akhirnya Si Agus dipanggil direksi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya dan diskors dari perusahaan.Dan nama baik Si Bejo dan timnya telah dibersihkan dari kesalahan dan ketidakmampuan dalam perencanaan. Pada tahun-tahun berikutnya karier Si Bejo terus menanjak dan Si Bejo terus melakukan perbaikkan terus-menerus dan meningkatkan valensi dirinya. Dia Bekerja untuk-Nya dan bukan untuk dirinya.
Sobat, apa yang bisa kita ambil dari kisah di atas ternyata ada dua kunci pokok para profesional menjadi sangat berhasil dalam meraih kesuksesan dan mereka meyakininya :

1. Mereka bekerja dengan Ikhlas demi alasan-alasan spiritual yakni kesadarannya akan hubungan dengan Allah..
2. Mereka bekerja demi membereskan semua urusan dan melakukan yang terbaik ”Be The Best, not Be Asa”

Mereka bekerja keras karena mereka tergerak dari dalam diri untuk melayani Tuhan mereka dengan ikhlas.Mereka tidak mau bermain politik yang dapat merusak prestasi bisnis perusahaannya. Mereka umumnya adalah orang-orang yang jujur, dan merampungkan hal-hal yang paling penting sehingga merekapun bisa maju, mendapatkan karier , dan posisi yang mentereng.
”Siapa pun yang menebar benih kebaikkan,maka dia pun akan mendapatkan hasil yang baik pula.”
(Spiritual Motivator, N. Faqih Syarif H, www.mentorplus.multiply.com )

Melejitkan Potensi Diri Berprinsip Al-Fatihah

Melejitkan Potensi Diri dengan Prinsip Al-Fatihah
Oleh. N. Faqih Syarif H

Sobat, surat al-Fatihah adalah inti dari Al-Qur’an. Dan basmalah – Bismillahirrahmanirrahim- adalah inti dari surah Al-Fatihah! ( Dr. Wahbah Az-Zuhaily dalam kitab tafsirnya At-Tafsir,almunir fi al-’aqidah wa as-Syariah wa al-manhaj, meriwayatkan perkataan Ibnu Abbas ). Ada dua belas nama surah al-fatihah, diantaranya ada tiga nama yang menguatkan kesimpulan Ibnu Abbas tersebut, yaitu fatihah al-kitab, Ummu al-kitab dan Ummu Al-Qur’an. Al-Fatihah memang sebagai pembuka dan induk dari Al-Qur’an. Dan Al-Qur’an adalah sebagai prinsip hidup kita, maka sudah barang tentu dalam surah al-Fatihah ada prinsip hidup, termasuk untuk menggali dan melejitkan potensi diri. Dalam sehari semalam, minimal kita membaca surah alfatihah 17 kali ketika sholat, tapi pernahkah kita memikirkan makna- baik tersurat maupun tersirat- yang terkandung di dalamnya? Mari sobat kita renungkan bersama makna yang tersimpan dalam surah al-Fatihah dan kita kaitkan dengan pembahasan tujuh prinsip melejitkan potensi diri .

1. Awali hari-hari kita dengan Basmalah. Ayat pertama – Bismillahirrahmanirrahim – ( Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang ) – ini mengajarkan kepada kita, apa pun yang kita lakukan harus kita niatkan atas nama Allah dan berangkat dari kesadaran hubungan kita dengan Allah, sebelum melakukan sesuatu maka kita akan bertanya apakah ini halal atau haram, terpuji atau tercela ? Jadi standar perbuatan (miqyasul amal) adalah hukum syara’dan semata-mata karena Allah. Semakin ikhlas niat kita maka semakin bermakna aktivitas kita. Sebaliknya, semakin jauh kita dari-Nya maka apa yang kita lakukan akan kehilangan makna.Nah yang kita tanyakan kepada batin kita kali ini adalah niat kita ; Apa tujuan saya menggali dan melejitkan potensi diri? Dengarkan semua jawaban yang muncul dalam hati nurani, lalu tutup dengan sebuah pertanyaan ; ”Apakah saya melakukan hal ini karena Allah?” Bila nurani anda mengatakan, ”ya” dan tidak ada keraguan sama sekali mulailah melangkah dan ucapkan ”Bismillahirrahmanirrahim”
2. Bersyukurlah, terimalah diri apa adanya. Alhamdulillahi Rabbill’alamin ( segala puji hanya untuk Allah ). ”Iman itu,” sabda Nabi Muhammad SAW, ”Setengahnya berada pada syukur dan separuhnya lagi ada pada sabar.” Kita harus bersyukur terhadap nikmat dari Allah, yaitu berupa apa saja yang sesuai dengan apa yang kita inginkan. Sebaliknya, kita harus bersabar atas setiap musibah yang menimpa kita, yaitu apa saja yang tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Selanjutnya kita harus mampu membedakan, mana yang bisa kita ubah, dan mana yang tidak bisa kita ubah dalam diri kita. Contoh yang bisa kita ubah adalah pikiran, perasaan, kebiasaan kita, dan setrusnya. Contoh yang tidak bisa kita ubah adalah kita dilahirkan di dunia ini tanggal dan tempat lahir kita apakah kita bisa milih, orang tua kita,semua pengalaman hidup kita, dan seterusnya. Maka ubahlah terhadap hal-hal yang bisa kita ubah! Sebaliknya, terimalah apa adanya yang tidak bisa kita ubah. Langkah praktis prinsip ini merenunglah sejenak! Gunakan kesadaran diri untuk melihat apa yang telah dan apa yang sedang terjadi pada diri anda. Lalu aktifkan ” suara nurani” dalam diri anda. Pelajari dan catatlah, mana yang bisa anda ubah, dan mana yang tidak bisa anda ubah! Dari data diri anda itu, gunakanlah apa yang anda bisa ubah sebagai bahan pelajaran untuk merubah diri atau melejitkan potensi diri. Bersyukurlah!!! Sedangkan yang tidak bisa anda ubah, maka abaikanlah! Dan Bersabarlah!! Rasulullah SAW bersabda, ” Sungguh sangat mengagumkan, orang yang beriman.. segala urusannya adalah baik baginya. Dan itu terjadi, kecuali hanya pada orang yang beriman, jika ia mendapatkan nikmat, ia bersyukur. Maka itu merupakan kebaikan bagi dirinya. Apabila ditimpa musibah, ia bersabar. Maka itu merupakan kebaikan bagi dirinya.” ( HR Muslim & Ahmad ).
3. Berikanlah yang terbaik , Be The Best Not Be Asa ! sebaik apa pun yang kita berikan – seperti waktu, tenaga, pikiran, dan harta – untuk mengabdi kepada Allah sebagai bukti menyambungkan kasih sayang kepada-Nya, maka semua itu tidak pernah mampu membalas apa kasih sayang Allah kepada kita. Wajar sekali, jika Allah, mengulangi kalimat “Arrahmanirrahim”. Dan sebanyak apa pun rahmat yang kita terima di dunia ini, itu hanya sepersekian dari satu persen nikmat-Nya. Dan sebaik dan sebanyak apa pun yang kita berikan kepada manusia, itu tak mampu menggerakkan manusia untuk membalas kebaikan kita tanpa bantuan Allah SWT. Allah-lah yang membukakan hati manusia untuk membalas atas kebaikan kita ( silahkan baca QS. Al-Anfal (8) : 63). Kunci, sobat adalah minta bantuan kepada Allah SWT. Apabila hubungan kita dengan Allah sudah harmonis, Isya Allah, kita kan mudah berhubungan dengan manusia. Sebaliknya, bila hubungan kita dengan Allah terputus, kita akan sulit harmonis dengan manusia, bahkan dengan diri kita sendiri, kita tidak harmonis. Lantas, bagaimana kita melejitkan potensi diri, jika diri kita berantakan? Langkah praktis prinsip ketiga ini adalah : Pertama, Bila selama ini kita lalai melaksanakan kewajiban kepada Allah, misalnya sholat lima waktu, cepatlah bertaubat. Setelah sholat wajib itu kita perbaiki, lakukan sholat istikharah, yaitu sholat dua rokaat untuk meminta sesuatu kepada Allah, terutama sesuatu yang membingungkan kita, Bertanyalah dan mintalah kepada Allah, cara melejitkan potensi diri. Insya Allah, dengan cara-nya, Allah akan menjawab pertanyaan dan permintaan kita; Kedua, setelah kita berbicara dengan hati nurani dan minta kepada-Nya, berdiskusilah dengan orang yang paling anda percayai, mentor anda atau guru anda. Ceritakan keinginan anda untuk melejitkan potensi diri dan mintalah pendapatnya. Dan buatlah rencana untuk menjalin hubungan lebih erat kepada Allah dan sesama manusia.
4. Visioner, jadikan akherat sebagai impian. ” Maliki yaumi addin ” ( Yang menguasai hari pembalasan ). Ini adalah prinsip lebih dahsyat daripada prinsip ”merujuk pada tujuan akhir” milik Stephen R. Covey. Allah SWT mengajak kita untuk membayangkan ”yaumi ad-din” ( hari pembalasan ), semakin jelas hari pembalasan itu dalam hati dan pikiran kita, maka hidup kita akan semakin baik. ”Barangsiapa menjadikan akherat sebagai impiannya,” pesan rasulullah SAW dalam kesempatan lain, ”Allah akan menjadikan kekayaan dan rasa cukup dalam hatinya, mengumpulkan yang tercerai-berai darinya dan dunia mendatanginya dalam keadaan hina. Dan barangsiapa menjadikan dunia sebagai impiannya, Allah akan menjadikan kefakiran di hadapannya, mencerai-beraikan urusannya dan dunia tidak datang kepadanya, kecuali yang telah disempitkan kepadanya.” Sobat, cara Al-Qur’an dan hadits mengajak kita membayangkan Hari akherat bahwa tangan, kaki,telinga, mata, kulit kita akan berbicara; jadi saksi atas semua perbuatan kita di hadapan Allah SWT. ( silahkan baca QS Yasin ayat 65 atau Fushshilat ayat 20 dan 21). Visualisasi berpusat kepada Allah ini lebih menyentuh hati dan menggerakkan jiwa untuk berbuat baik. Nah jika kita mampu membayangkan semua kejadian di akherat nanti, lalu mengapa kita tidak mampu membayangkan impian hidup kita beberapa tahun yang akan datang? Ingat sobat, salah satu ciri orang sukses adalah dapat melihat sebelum segala sesuatu itu terjadi. ( orang yang Visioner )
5. Temukan Potensi dan Peluang diri. ” Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in ” ( Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan) - Ini adalah sebuah penguatan terhadap diri agar kita hidup mandiri. Pengakuan untuk menyembah dan minta tolong, sebuah isyarat bahwa betapa lemahnya kita dihadapan Allah SWT. Semakin kita merasa lemah di hadapan-Nya, rasa ketergantungan terhadap-Nya juga akan semakin besar. Kita pun semakin banyak beribadah kepada-Nya. Ibadah itu akan mengembangkan seluruh potensi diri kita. Buahnya adalah kekuatan diri. Kemudian potensi diri ini kita arahkan untuk menjadi rahmatan lil ’alamin. Makna rahmatan lil ”alamin adalah ketika kita mampu memberikan manfaat kepada manusia dan inilah manusia yang paling Allah cintai. Maka jika makna surah al-Fatihah ayat 5 kita hayati betul, maka akan muncul sifat tawadhu’ ( silahkan baca QS Al-Furqan ayat 63 ). Orang tawadhu’ adalah orang yang melihat dirinya secara objektif; apa adanya tanpa imbuhan. Mereka tidak menutupi kelebihan dan kekurangan dirinya. Dengan kalimat lain orang tawadhu’ adalah orang yang mensyukuri kelebihannya dengan cara memberikan apa yang ia miliki untuk membantu orang lain dan bersabar atas kekurangan dirinya dengan cara belajar dari siapa saja yang memiliki apa yang ia butuhkan. Langkah praktisnya anda bisa melakukan Analisa SWOT ( Strength – kelebihan – Weakness – Kekurangan – Opportunity – Kesempatan – Treatment – Rintangan ) diri Anda. Simpan hasilnya, nanti akan anda butuhkan sebagai bahan melaksanakan langkah praktis prinsip selanjutnya.
6. Merumuskan cara meraih Impian. ”Iman itu bukan sekedar angan-angan kosong, bukan buah bibir,” Tapi tertancap dalam hati dan dibuktikan dengan tindakan.” tutur Rasulullah Muhammad SAW dalam hadits yang diceritakan oleh Ad-Dailami. Hal ini menegaskan kepada kita, sebuah impian harus ada tindakan nyata untuk meraihnya. Dalam bertindak kita perlu juknis atau juklak. Petunjuk dalam bahasa Al-Qur’an adalah ”hidayah”. Disinilah surah al-Fatihah ayat 6 : ”Ihdinash shirath al-mustaqim” ( Tunjukilah kami jalan yang lurus ) Ya untuk meraih impian surga kita butuh petunjuk ”jalan lurus” itu tidak lain adalah Islam. Islam diturunkan oleh Allah di muka bumi ini untuk menjadi petunjuk bagi manusia dalam menjalani hidup ini. Ajaran Islam begitu canggih dalam menjelaskan cara untuk meaih impian surga. Islam mengajarkan kita untuk membuat misi pribadi berupa dua kalimat syahadat. Lalu , disusul dengan sasaran target – baik yang wajib maupun sunnah – yang berskala waktu seumur hidup (haji), tahunan ( Shaum dan zakat fitrah), bulanan ( Puasa 13,14 dan 15 bulan hijriyah), mingguan ( Sholat jum’at ; shaum senin-kamis ), harian ( sholat lima waktu), pagi dan sore bahkan skala detik ( Dzikir). Nah, bila kita mampu menjalankan ajaran Islam itu dengan baik, maka akan lebih mudah lagi dalam mengelola hidup dan merencanakan masa depan. Karena semua ajaran Islam mengajak kita untuk hidup disiplin, membangun berbagai karakter baik dalam diri kita, seperti hidup bersih, komitmen, integritas, disiplin, dst. Langkah praktis prinsip ke-enam adalah gabungkan hasil langkah prinsip 5 dan 6 dalam bentuk naskah hidup yang tertulis di atas kertas atau buku agenda. Dari semua yang telah anda visualisasikan pada prinsip 5 simpulkan dalam satu kalimat yang pendek, jelas dan menggugah. Inilah yang disebut Visi. Selanjutnya terjemahkan visi dalam tujuan hidup anda secara global, atau sering kita sebut dengan misi. Anda buat pernyataan misi pribadi. Lalu terjemahkan visi dan misi itu dalam bentuk target hidup baik secara pribadi maupun sosial. Dari sana, buatlah cetak biru (blue print) hidup yang menggambarkan keinginan anda dalam kurun waktu tertentu.
7. Belajarlah dari Pengalaman. Dari prinsip 1 sampai 6 terfokus pada diri-sendiri, sekarang mari kita keluar untuk melihat apa yang terjadi pada orang lain atau belajar dari pengalaman orang yang mendahului kita. ” Shirathalladzina an’amta ’alaihim, ghairil maghdhubi’alaihim wa ladhdhallin” ( Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.) Allah menceritakan tentang jalan orang yang mendapatkan nikmat Allah, yaitu jalan para Nabi, ash-shiddiqin, asy-syuhada, dan ash-shalihin ( Silahkan baca QS An-Nisa (4) : 69 ) inilah jalan keimanan. Lalu Allah menceritakan jalan orang yang mendapat murka Allah SWT dan yang sesat. Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Rasulullah SAW menegaskan bahwa yang dimaksud dengan ”almaghdubi” ( yang dimurkai Allah ) adalah orang yang mengetahui kebenaran, tapi tidak mau mengamalkannya. Dan ”adhdhallin” ( Yang sesat ) orang yang mengamalkan sesuatu tanpa mengetahui kebenarannya. Sebagaimana yang disebutkan di atas, jalan kebenaran ; Islam hanya satu, begitu juga jalan Iman itu tunggal sedangkan jalan menuju kekafiran itu sangat banyak. Dalam hal keimanan, mau tidak mau kita harus belajar dari pengalaman orang yang Beriman, Karena Allah telah berlepas tangan dari orang kafir dan memberikan sifat ”ar-rahim”-Nya hanya kepada orang beriman saja. Adapun untuk kesuksesan duniawi, kita mempelajari pengalaman siapa saja, meskipun dari orang kafir. Karena sifat ”ar-rahman” Allah SWT tidak membedakan antara orang beriman dan orang kafir. Maka sekalipun orang beriman, tapi jika malas belajar, ia akan bodoh; sedangkan sekalipun orang kafir, jika ajin belajar, ia akan cerdas. Di sini, hukum kausalitas berlaku. Apabila orang kafir banyak mencoba, setelah sekian kali gagal maka mereka akan menemukan cara sukses. Nah, cara sukses yang ditemukan oleh orang kafir ini adalah hikmah yang hilang dari orang yang beriman. Rasulullah SAW bersabda ; ” Hikmah itu adalah barang yang hilang milik orang yang beriman. Di mana saja ia menemukannya, maka ambillah.” (HR Tirmidzi). Langkah praktis prinsip ketujuh adalah pelajari pengalaman hidup orang yang sukses dan orang yang gagal, baik dalam urusan duniawi maupun ukhrawi! Sebelum mempelajari yang lain, yang pertama dan utama adalah pelajari sejarah perjalanan (Shirah) Nabi Muhammad SAW sebab beliau adalah profil orang yang sukses dunia dan akherat yang menjalankan ajaran Al-Qur’an, setelah kita benar-benar memahami seluruh kehidupan Nabi Muhammad SAW, baru pelajari kisah-kisah yang ada dalam Al-Qur’an, baik kisah para nabi dan rasul maupun kisah para musuh Allah SWT. Setelah itu, pelajari para tokoh-tokoh dunia, baik zaman dulu maupun zaman kini. Pelajari sebab-sebab kesuksesan dan kegagalan mereka, baik berhubungan dengan diri mereka sendiri, keluarga, masyarakat, negara, maupun situasi zaman. Inilah sobat 7 prinsip melejitkan potensi diri dengan surah Al-Fatihah. Sobat mari kita terus belajar, belajar, dan terus belajar. Terutama mempelajari Al-Qur’an.


( www.fikrulmustanir.blogspot.com atau www.mentorplus.multiply.com )

Hidup yang Produktif

Hidup yang Produktif
Oleh. N.Faqih Syarif H

Sobat, hidup disebut produktif apabila kita mempunyai posisi yang jelas dan bernilai ditengah-tengah jutaan penghuni lainnya. Artinya, kita tidak sekedar menerima, tetapi juga sanggup memberi semampu kita dan tidak menjadi beban bagi orang lain. Seorang ibu Etin yang berusia lanjut berjualan kain lap, kain keset dan handuk yang berjualan di berbagai kota di jawa barat dan akan kembali ke kota yang sama tiga bulan kemudian, Ketika ditanya ia tidur di mana saat berjualan seperti itu, ia menjelaskan, “ Kadang di rumah pak RT, kadang di masjid, ya.. di mana saja, yang penting aman.” Ketika ditanya,”Kenapa ibu masih berjualan?”
“Di kampung saya banyak anak yatim. Saya senang sama mereka. Mereka membuat keset, handuk dan kain lap ini, tapi tidak bisa menjual. Maklum masih anak-anak, takut ketemu orang. Saya ingin membantu mereka tapi saya nggak punya uang. Yang saya punya satu-satunya hanya tenaga. Jadi, saya Bantu mereka jualan. Kalau hasilnya laku dijual kan bisa terus membuat kain lap ini dan bisa sekolah,” urai Bu Etin sambil tersenyum. Dari obrolan itu kita akhirnya mengerti bahwa Ibu Etin menganggap miliknya yang paling berharga adalah tenaganya. Dia kerahkan segenap tenaganya untuk membantu orang lain. Usia senja tak menghalanginya memberikan yang terbaik buat anak-anak yatim di kampungnya. Ada lagi Pak Sugeng yang dia mengalami kecelakaan dan harus diamputasi kakinya, tapi beliau tidak menyerah dalam hidup ini bahkan dia ingin berkarya dan bermanfaat bagi banyak orang. Dia semula membuat kaki palsu untuk dirinya sendiri agar bisa bergerak dan berkarya serta bermanfaat bagi sesama. Dia terus memotivasi bahkan menjadi inspirasi bagi orang lain yang senasib dengannya. Pada waktu diwawancarai di Kickandy banyak pemirsa yang melihat dan bertanya ke kickandy.com minta alamat dia untuk pesan kaki palsu bikinan sugeng dan acara itu mampu membangun semangat hidup orang yang memiliki nasib yang sama dengan Sugeng. Pak Sugeng dengan karyanya dan motivasinya mampu menggugah dan membangunkan gairah hidup sesama bahkan menarik Menteri dan pengusaha untuk membantu orang-orang yang senasib dengan Sugeng dengan gerakan seribu kaki palsu.
KH. Abdullah Wasi’an di usianya yang udah 90Th beliau masih terus menulis dan berkarya dengan mesik ketik tuanya dan kaca pembesar mengiringi dan menyertainya untuk terus menulis dan berkarya bagi umat. Wartawan Senior Rosihan Anwar di usia 87 Th.juga melakukan yang sama terus membaca, menulis dan berkarya dalam sebulan beliau masih mampu membaca buku-buku yang tebal 10-15 Buku.
Wahai orang yang menginginkan kebaikan bagi dirinya dan umatnya, Anda jangan sampai menjadi orang yang tidak berguna. Anda jangan sampai menjadi seperti seonggok benda yang tidak bermanfaat!
“ Tidak ada kebaikan dalam hidup seseorang. Jika tak ada sesuatu yang bernilai dari dirinya.”
Sehina-hina manusia adalah orang yang hanya bisa makan, minum, dan tidur, serta tidak memberikan manfaat sama sekali bagi orang lain. Orang seperti itu dicoret dari daftar orang-orang mulia, sebab ia sendiri telah mnghapus namanya dari daftar kehidupan yang berguna.. Dalam lembaran hidupnya tidak ada kata memberi, berkorban atau berkarya. Ia lebih pantas berada dalam deretan benda-benda mati. Bedanya dengan benda mati hanyalah makan dan minum. Ia lebih tepat berada di liang kubur. Bedanya dengan penghuni kuburan hanyalah tertawa dan tertidur. Peran yang dimainkannya dalam kehidupan adalah sebagai konsumen tulen, kebiasaannya tak lebih dari makan dan minum. Di saat orang-orang mulai bekerja, membangun, dan bekarya, ia justru berbalik ke belakang, karena ia berseberangan dengan pertumbuhan dan perkembangan, berlawanan dengan produktivitas dan memberi, serta bermusuhan dengan kesuksesan dan prestasi tinggi. Seorang alim yang sibuk mengurus dirinya sendiri hingga meninggalkan kewajibannya mengajari manusia, dicoret dari daftar orang-orang yang akan kekal dalam kebahagiaan akherat.
Kafilah kehidupan tidak menunggu orang-orang malas. Ia hanya bersedia mengangkut orang-orang yang giat dan produktif. Tempat duduk yang tersedia di kafilah itu terbatas serta sudah dipesan, dan waktu keberangkatannya pun tidak mau kompromi untuk menunggu orang yang datang terlambat. Dalam kendaraan kesuksesan tidak ada satu pun tempat duduk untuk para pemalas.
Sobat, kini era kemuliaan dimulai. Orang-orang yang akan menjadi pemain utama di era ini adalah orang yang kehidupannya memberi manfaat pada orang-orang sekitarnya. Mereka juga adalah orang-orang yang mau meringankan beban orang lain, mengangkat harkat dan martabat serta berpihak pada orang lemah dan tertindas. Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “ Barangsiapa yang bangun di pagi hari tidak memikirkan urusan umat, dia tidak termasuk golonganku.” Di hadits lain, “ Sesungguhnya sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberikan manfaat kepada orang lain.”
( www.fikrulmustanir.blogspot.com atau www.mentorplus.multiply.com )

Kamis, 19 Februari 2009

Jadilah Politisi Sejati Dambaan Umat

Jadilah Politisi Sejati Dambaan Umat

Oleh. N.Faqih Syarif H

Dalam Suatu kesempatan di bulan syawal kemarin kami melakukan silaturrahmi di Bakesbang-Linmas Kab. Sidoarjo dan beberapa partai politik. Ada perbincangan yang menarik dalam kunjungan itu diantaranya salah seorang Kasie. Hubungan Antar Lembaga Bakesbang Sidoarjo menyatakan bahwa dia sendiri bingung mau dibawa ke mana arah negeri ini, maraknya korupsi di setiap lini kehidupan di negeri ini, para politisi yang seringkali hanya berorientasi kekuasaan dan materi semata ( fulus and fulus) . Ketika jadi bupati atau walikota bahkan Gubernur dan anggota legislative harus keluar dana besar milyaran rupiah maka jangan heran kalau sudah jadi maka bagaimana caranya bisa balik modal. Ada seorang ketua Partai di Jawa timur mengatakan bahwa kalau ingin menjadi presiden di negeri ini minimal punya modal 7 Trilyun, sangat loyal sama USA, dan jangan lupa harus Islam karena negeri ini mayoritas umat Islam dan berani menjamin kepentingan Asing. Di Gedung Parlemen, bukan merupakan rahasia umum amplop (fulus) bertebaran di mana-mana. Pengakuan seorang anggota DPR bahwa bertebarannya amplop Rp. 5 juta atau Rp. 10 juta di lembaga perwakilan rakyat tersebut seperti Si bapak memberi jajan anaknya Rp. 1000 sehari. Terungkapnya suap demi suap untuk meloloskan undang-undang sesuai pesanan, dll merupakan pemandangan sehari-hari. Belum lagi ramai-ramai artis dan pelawak masuk parlemen. Para mantan aktivis yang dulu berteriak lantang, kini membagi diri ke dalam berbagai partai. Dan bukan rahasia umum mereka para politisi hanya menyapa rakyat saat pemilu atau pilkada. Maasya Allah apa benar ini seorang politisi sejati yang peduli dan memperhatikan rakyat? Dalam tulisan ini kami akan mencoba menjelaskan bagaimana politik dalam Islam? Serta apa yang seharusnya dilakukan oleh politisi Islam sejati.

Sobat, dalam Islam politik itu bermakna Ri’ayah syu’uni an-nas, yakni mengurusi urusan masyarakat. Maka seharusnya politisi atau politikus mestinya adalah orang-orang yang menyibukkan dirinya dalam mengurusi urusan rakyat. Mereka adalah orang-orang yang memiliki cara berpikir untuk mengurusi pemerintahan dan urusan rakyat; memiliki sikap jiwa yang baik, memiliki keahlian dan kemampuan untuk menjalankan perkara kenegaraan, menyelesaikan problematika kerakyatan yang tengah dihadapi dan menuntaskannya penuh kebijaksanaan dan keadilan. Mereka juga adalah orang-orang yang mampu mengatur berbagai interaksi dengan masyarakat dan antar anggota masyarakat. Politisi sejati memfokuskan perhatiannya pada urusan rakyat serta berjuang demi kebaikan dan keberkahan rakyat. Lain halnya dengan politisi semu hanyalah memikirkan kepentingan dirinya, keluarganya atau kelompoknya bahkan ada yang berani menghalalkan segala cara untuk meraih kekuasaan istilah guyonan penulis adalah Harmus (Haram-haram dikermus) inilah yang penulis sebut dengan “politikus” ( banyak tikus).

MR. Kurnia menyebutkan bahwa penyebab politisi semu diantaranya adalah kegagalan idelogisasi partai, kegagalan pengkaderan di mana politisi yang sekedar menjadikan politik sebagai tempat mencari makan adalah cermin dan bukti gagalnya pengkaderan, perekrutan pun bukan berasal dari sebuah proses pembinaan melainkan dari popularitas. Artis dan pengusaha menjelma menjadi politisi bahkan para pengamat pun mentransformasi diri menjadi politikus, berpolitik untuk materi, menyedihkan sekali banyak sekali para politisi rebutan jabatan kekuasaan, bagi-bagi proyek, dan menerima uang sogokan, pikirannya hanyalah bagaimana menang dalam pemilu/pilkada. Berbagai sumber daya dan dana dikerahkan ke sana sehngga politisi pun menjelma menjadi pelaku industry politik.

Jadilah Politisi Sejati

Kebangkitan itu perlu perubahan dan perubahan itu adalah perubahan dalam berpikir dan meningkatnya taraf berpikir umat. Tingkat pemikiran yang tinggi adalah pemikiran yang bersifat menyeluruh dan mendalam. Dikatakan menyeluruh karena pemikiran tersebut meliputi segala sesuatu yang ada, yaitu alam semesta, manusia, dan kehidupan. Dikatakan mendalam karena pemikiran trsebut didasarkan pada pengkajian atas hakikat segala sesuatu yang ada tersebut, yaitu apakah semua itu bersifat azali atau merupakan makhluk yang diciptakan oleh Yang Maha Pencipta: Allah SWT. Dan Perubahan memerlukan politisi. Namun bukan sembarang politisi melainkan politisi sejati. Adapun ciri yang Pertama , politisi yang memiliki kesadaran politik yang tinggi dan mulia yakni politisi yang memperjuangkan Islam sebagai ideology; yakni memperjuangkan Islam sebagai aqidah dan system kehidupan untuk menyelesaikan masalah keumatan. Allah SWT menegaskan bahwa tugas partai atau gerakan adalah memperjuangkan penerapan syariah Islam secara kaffah.

Sebagaimana firman-nya :

104. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[*]; merekalah orang-orang yang beruntung. ( TQS. Ali Imran (3) : 104 )

[*] Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.

Kedua, politisi yang memberikan kemaslahatan dan berjuang bagi umat serta menyodorkan berbagai solusi yang berasal dari aqidah dan syariah Islam. Dia senantiasa memperjuangkan kepentingan rakyat dan menentang kedzaliman penguasa. Ketiga, Politisi yang berpolitik tanpa pamrih, semata-mata untuk meraih ridha Allah SWT sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat. Mereka berjuang dan berpolitik sejak di makkah tanpa pamrih dan dorongannya hanyalah aqidah. Keempat, Memperkuat partai ideologis yang sungguh-sungguh dan konsisten memperjuangkan tegaknya hukum Allah SWT demi kebaikan rakyatnya. Poltisi sejati mendudukkan aktivitas politiknya sebagai perjuangan untuk memperbaiki masyarakat dengan syariah. Kelima, memahami dan memperkuat konsistensi metode perjuangan ( thoriqah) partai. Perjuangan baru akan berhasil kalau menapaki jalan yang ditempuh Rasulullah Muhammad SAW dan para sahabatnya. Keenam, membangun pola pikir dan pola sikap jiwa islami. Ridha dan bencinya, senang dan susahnya didasarkan pada Islam. Banyak disebutkan dalam hadits bahwa Tidaklah seseorang beriman hingga hawa nafsunya tunduk pada Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW; lebih mencintai Allah SWt dan Rasul-Nya daripada mencintai orang tuanya, keluarganya, hartanya, bahkan dirinya sendiri. Dengan demikian, politisi sulit tergiur oleh kemasiatan apapun, termasuk suap dan politik uang. Ketujuh, memperkuat edukasi umat tentang syariah dan khilafah. Oleh karenanya politisi sejati akan terus melakukan eduksi tentang syariah dan khilafah di tengah-tengah umat. Dan senantiasa terus-menerus membangun kesadaran politik umat. Kesadaran bahwa ada yang salah dalam mengelola negeri muslim terbesar ini perlu ditumbuhkan dalam jiwa masyarakat seraya dipaparkan solusi-solusinya yang digali dari syariah. Terakhir, politisi sejati memiliki pengetahuan politik dan pengalaman politik. Pengalaman politik ditempuh melalui terjun langsung di tengah masyarakat, bergaul dengan masyarakat dan turut menyelesaikan problematika mereka. Selain itu adalah langsung mengoreksi kebijakan penguasa yang mendzalimi rakyat. Selain itu, pengetahuan minimal, konstelasi global, cara berpikir politik Islam, dan analisisnya perlu dipahami. Hal tersebut diberikan dalam proses pengkaderan. Inilah politisi Islam yang sejati dambaan umat. Insya Allah kalau para politisi muslim seperti di atas keadaannya maka kemenangan hanya tinggal masalah waktu saja dan pertolongan Allah akan segera tiba. Dunia pun akan semakin tahu bahwa masa depan adalah milik umat Islam. Allahu Akbar!!!

(www. Mentorplus.multiply.com atau www.formulabisnis.com/?id=faqihsyarif )

Bila Waktu telah Berakhir

Bila Waktu telah Berakhir

Oleh. N.Faqih Syarif H

“Bila waktu telah memanggil,Teman Sejati hanyalah amal,Bila waktu telah berhenti,Teman sejati tinggallah sepi” ( Kutipan lagu dari Opick)

Sobat, Inilah nasyid yang mengiringi penulisan artikel ini. Pakar Menejemen SDM dunia Steven Covey mengatakan “Mulailah dari akhir atau Merujuk pada tujuan Akhir”. Mulai dari tujuan besar kita. Mulai dari saat segalanya telah berakhir.

“Inna lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. Sobat, kita perlu ta’ziah agar hati tergugah. Rajin melayat setiap saat. Aktif melawat di banyak tempat. Tapi Ingat, jangan ngelayap di sembarang tempat tempat. Sebab kematian bisa menyergap di mana-mana. Bisa terjadi kapan saja. Lihatlah orang-orang yang mati. Bahkan banyak orang yang “mati” sebelum mati. Bukan hanya seseorang tapi buanyak. Negeri kita pun sedang “mati” atau minimal sekarat karena penduduknya banyak maksiat. Berkali-kali dihajar musibah tapi tak juga segera bangkit dan berubah. Musibah demi musibah terjadi salah satunya karena dosa-dosa dan maksiat menutup hati kita sehingga terlelap dalam nafsu duniawi. Musibah adalah sinyal agar kita tersadar. Imam Hasan Al Bashri berkata, “Tidaklah menimpa seorang hamba suatu musibah yang lebih besar atau yang lebih kecil kecuali karena dosa ( Mukhtashar Minhajul Qashidin).

“Inna lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun.” Sobat, mari kita bangun kesadaran diri, jangan mabuk duniawi, tetaplah bersyukur dan jauhi perkataan yang ngelantur, pandangan yang kabur, pikiran dan nalar yang ngawur, nggak teratur, agar kita selamat saat masuk kubur. Ingatlah ayat alhaakumut-takaatsuur hattaa zurtumul maqoobir.

Kematian adalah sinyal. Sinyal agar kita sadar. Sinyal agar tidak terus-terusan sial. Karenanya , hari ini kita mesti banyak melayat dan istighfar. Untuk menghidupkan sinyal-sinyal rabbani, simpul-simpul hati, kepekaan nurani dan kepedulian terhadap apa yang terjadi. Kita ta’ziah bukan saja pada orang mati tapi pada orang hidup tapi hatinya telah mati. Pada orang yang tak menggunakan waktu untuk kebaikan, untuk dakwah, untuk ibadah. Mereka itu menurut Imam Syafi’i, perlu ditakbirkan empat kali alias perlu disholati jenazah. Apakah termasuk kita? Allahu a’lam bish-shawab.

“Perumpamaan orang yang mengingat Allah dengan orang yang tidak mengingat-Nya itu seperti orang yang hidup dengan orang yang mati.” ( HR. Bukhari dar Abu Musa Al Asy’ary ra ). Orang-orang yang sudah “ mati” itu tak ingat Allah. Tak Ingat dirinya. Tak peduli bagaimana nanti, yang penting hari ini bersenang-senang.

Inna lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Betapa banyak orang yang tak mengerti dan tak peduli akan hakikat ini. Menganggap dirinya masih punya waktu cukup sehingga mengulur-ulur tugas, menunda-nunda pekerjaan, melambat-lambat amanat, menyia-yiakan kesempatan, membuang-buang energy untuk perbuatan tak terpuji dan memubadzirkan potensi sepanjang hari.

Semoga dengan ingat inna lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun serta hakikatnya kita bisa selalu ingat beramal dan berbuat kebajikan serta berprestasi dan berkarya bagi kebangkitan umat Islam. Sebagai penutup dari tulisan ini ada pertanyaan penting yang akan membantu kita menemukan diri dan mensyukuri anugerah Allah Swt.

Apa Prestasi Yang Telah Diukir?

Ok. Sekarang tuliskan apa prestasi besar yang telah engkau raih dalam hidup anda. Cara ini terbukti efektif untuk memantik “percaya diri” serta bisa menemukan diri dan mensyukuri nikmat apa saja yang telah diberikan Allah Rabbul Izzati.

Silahkan tuliskan lima prestasi besarmu di sini. Kapan terjadinya? Apa keunikannya yang membuat bahagia dan bersyukur kepada-Nya.

1. ………………………

2. ………………………

3. ……………………….

4. ……………………….

5. ……………………….

Rasulullah pernah mengingatkan …..Janganlah Engkau remehkan kebaikan sekecil apapun … Banyak orang besar menjadi benar-benar besar, berpikir besar dan berjiwa besar karena memulai perhatian dari hal-hal kecil. Potensi manusia itu luar biasa. Jangan berani ala kadarnya. Kalau tidak ada pribadi yang berani terbang di angkasa, tentu tidak akan tercipta pesawat terbang. Beranilah menggali potensi diri; Mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil, dan mulai saat ini juga. Menghargai hal-hal kecil, setiap prestasi bikin kita lebih percaya diri. Barakallah. Selamat dan sukses bagi yang sudah berani menuliskan.

“Perubahan tanpa visi melahirkan kekacauan, perubahan tanpa skill melahirkan kecemasan, perubahan tanpa insentif melahirkan penolakan, perubahan tanpa resource melahirkan frustasi, perubahan tanpa action plan melahirkan kegagalan.” Inilah pilar perubahan menurut Rhenald Kasali.

( www.mentorplus.multiply.com atau www.fikrulmustanir.blogspot.com )

Cara Gampang Menikmati Musibah

Cara Gampang Menikmati Musibah

“ Katakanlah tidak akan pernah ada satu musibah yang menimpa kita kecuali telah Allah tetapkan pada kita, dan hanya kepada Allah jualah orang-orang beriman bertawakal.” (TQS at-Taubah : 51)

Sobat, Orang yang bahagia bukan berarti hanya siap yang enak-enak aja tapi juga yang eneg-eneg. Orang yang bahagia siap menerima dua keadaan itu. Kalo yang enak banyak orang yang udah siap, tapi yang pahit belum tentu. Padahal keduanya selalu bergantian mengiringi langkah kita. Kadang-kadang kita tersenyum bahkan tertawa, tapi kadang-kadang kita nyengir kuda, tersenyum kecut dan getir. Itulah yang namanya hidup, sobat. Ada pergiliran jatah hidup buat kita.

Hidup ini terkadang tidak bisa memilih. Kita nggak bisa menghindar dari bagian pahit dari kehidupan. Terkadang kita terluka, menderita, atau menangis. Sebagian orang mendapatkan musibah yang lebih besar dibandingkan orang lain. Ada yang harus kehilangan harta, ada yang harus kehilangan orang tercinta, bahkan ada yang kehilangan anggota tubuh mereka. Itu semua adalah bagian dari kehidupan kita. Semuanya harus kita terima seperti kita juga harus menerima bagaian yang manis dalam hidup ini.

Sobat, berbahagialah orang yang tetap tabah menghadapi berbagai musibah. Mereka adalah orang-orang yang gagah. Orang yang gagah bukanlah orang yang berani dan tangguh di saat keadaan sedang lapang, tapi melarikan diri di saat susah. Orang yang gagah adalah mereka yang tetap tegar di waktu susah. Marilah kita siapkan diri kita untuk menjadi bagian dari orang-orang yang gagah. Caranya, hadapi resiko kehidupan ini dengan senyuman. Senyum hanya butuh 12 otot sementara cemberut bisa sampai mengerahkan 74 otot . tentu kita memilih senyuman. Senyum yang datang dari sikap bersabar dan bersyukur menerima takdir Allah SWt.

Sobat, nggak ada satupun kejadian dan penciptaan di alam dunia ini yang sia-sia. Bukan tanpa alasan Allah Swt memberikan kita aneka musibah. Ada musibah yang seketika itu bisa kita ambil hikmahnya, ada juga yang terkadang kita belum bisa memahaminya. Mari kita renungkan, setidaknya sobat, ada beberapa alasan mengapa Allah memberikan musibah kepada kita.

1. Agar sadar bahwa kita adalah manusia makhluk Allah yang lemah lemah seba terbatas, serba kekurangan, dan butuh bantuan orang lain. Sehingga hatinya akan menjadi halus dan tabah. Ia akan semakin tunduk pada kekuasaan Allah dan patuh pada-Nya. Sikap sombong, takabur, dan keras kepala pun akan sirna.

2. Uji Ketabahan bagi kita. Jiwa dan pikiran kita pun akan semakin matang dan dewasa manakala bisa bertahan menghaapi berbagai ujian. Itu adalah sunnatullah yang bisa kita saksikan di alam semesta ini. Emas murni yang indah didapatkan setelah dibakar dalam suhu yang tinggi untuk menghilangkan pengotornya. Letusan gunung berapi yang memuntahkan lahar panas melahirkan tanah yang subur.

3. Sebagai pelajaran. Dalam setiap musibah ada pelajaran yang bisa kita petik; baik untuk perbaikan di masa mendatang maupun untuk bisa kita hindari kelak. Padahal, tidaklah Allah menciptakan kegagalan dan musibah melainkan ada hikmahnya.

4. Menghapus Kesalahan. Jangan terlalu bersedih saat duka menderamu. Tetaplah bersabar. Pada saat itu diam-diam Allah tengah menghapus segala kesalahan-kesalahan kita. Musibah adalah cara bagi-Nya untuk menghapus berbagai kesalahn kita. Andai kepedihan hati itu kita balas dengan keteguhan hati, maka bergugurlah dosa-dosa yang lalu. “Tidaklah seorang muslim menderita kelelahan atau penyakit atau kesusahan hati, bahkan gangguan berupa duri melainkan semua kejadian itu akan berupa penebus dosanya.” (HR. Bukhari, Muslim)

5. Menaikkan derajat atau peringkat kita. Sobat, kita belum akan menjadi orang-orang yang benar-benar kuat sebelum melewati berbagai ujian. Begitulah cara Allah mengokohkan prestasi kita. Allah menaikkan peringkat kita dengan memberikan berbagai ujian.

“ Siapa yang dikehendaki oleh Allah padanya suatu kebaikan, maka diberinya musibah,” (HR Bukhari)

Percayalah sobat, bahwa Allah nggak akan pernah menguji hamba-Nya melainkan sesuai dengan kemampuan dirimu sendiri. Jadi nggak ada permasalahan melainkan bisa kita lalui. Don’t worry be happy! Don’t Give Up!!

( www.mentorplus.multiply.com atau www.fikrulmustanir.blogspot.com )

Kekuatan Motivasi

Kekuatan Motivasi

Motivasi merupakan dorongan yang timbul pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi memiliki peranan yang sangat vital dalam kehidupan. Tanpa adanya motivasi. Orang tidak akan bergerak melakukan sesuatu. Motivasi juga merupakan penggerak awal dari setiap aktivitas seseorang dalam hidupnya. Orang yang sedang termotivasi akan mudah digerakkan dan diarahkan. Sementara orang yang bekerja karena terpaksa maka hasilnya tidak akan sesuai dengan yang diharapkan. Manusia berbeda dengan binatang yang bisa dicambuk dan disuruh dengan paksaan. Manusia adalah makhluk yang bergerak atas motif-motif tertentu yang ada dalam dirinya.

Menurut An-Nabhanny ada tiga dorongan ketika manusia melakukan perbuatan :

  1. Dorongan Materi ( Quwwatu al-madiyah) : Memotivasi manusia dengan janji-janji kenaikan gaji, peningkatan bonus, dapat mobil, dapat trip perjalanan ke luar negari dan motivasi lainnya yang bersifat materi. Ini adalah motivasi yang paling rendah karena sifatnya sesaat dan bukan jangka panjang mudah sekali drop atau loyo kalau tidak terpenuhi.
  2. Dorongan Emosi ( Quwwatu al-ma’nawiyah): Ada lagi motivasi yang jauh lebih kuat dan efektif dari sekedar materi yaitu motivasi karena dorongan emosi dan perasaan. Di mana ada alasan emosional yang cukup kuat dan menyentuh perasaan kenapa dia harus berubah dan bertindak.
  3. Dorongan Spiritual ( Quwwatu al-ruhiyah ) : Ada lagi motivasi yang paling kuat dan lebih bertahan lama dan bersifat jangka panjang. Motivasi ini datang dari keyakinan dan nilai-nilai yang dianut seseorang. Sebagai seorang muslim, sudah pasti ayat –ayat Al-Qur’an dan al-hadits akan menjadi motivator utama kita dalam mengarungi kehidupan.

“ Al Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini”

(TQS. Al-Jatsiyah (45) : 20).

Berikut ada kisah menarik yang saya ambil dari Kick Andy.com

Berawal dari SMS Shahnaz Haque. Dengan penuh antusias dia menceritakan tentang Dewa dan ibunya. “Mas Andy harus tampilkan mereka di Kick Andy,” tulis Shahnaz. “Kisah mereka luar biasa dan sangat menginspirasi.”

Dari riset kecil, tim Kick Andy menemukan sejumlah ibu lain yang memiliki cerita yang tidak kalah hebatnya. Mereka ibu-ibu yang berhasil melalui masa-masa sulit saat menghadapi kenyataan bahwa anak yang mereka lahirkan tidak sama dengan anak-anak “normal” lainnya.

Bisa dibayangkan bagaimana perasaan Poppy Soepardi manakala melihat Dewa berbeda dengan anak-anak lain. Sejak usia dini Dewa divonis mengidap celebral palsy dengan tingkat yang cukup parah. Kemampuan otaknya tidak berkembang sebagaimana mestinya. Dalam usianya yang lima tahun, Dewa -- yang tampil bersama Poppy di Kick Andy -- tampak seperti bayi. Matanya bergerak tiada henti . Tidak pernah bisa fokus barang sejenak. Kesan pertama yang sangat terasa: Dewa asyik dengan dunianya sendiri.

Pada saat di Kick Andy, Dewa tampil bersama Habibie, yang juga sejak kecil divonis mengalami kerusakan permanen pada otak kecil. Bahkan dokter mengatakan umur Habibie tidak akan lebih dari 20 tahun. Ketika tampil di Kick Andy, usia Habibie sudah 17 tahun. Soal vonis dokter tampaknya tidak membuat Habibie dan ibunya, Endang Setyanti, patah semangat dan menyerah.

“Terima kasih Kick Andy sudah mengangkat topik tersebut. Saya jadi merasa tidak sendirian,” ujar seorang instruktur senam terkenal ketika berjumpa saya di kawasan Bintaro. Dia bercerita betapa tidak mudah menjadi ibu dari anak dengan keterbatasan seperti itu. Dia dan suaminya mengaku sudah merasakan masa-masa berat yang kadang membuat mereka nyaris putus asa. Anak tunggal mereka mengidap autis.

Sejumlah SMS dan komentar juga saya terima sesudah topik “Kasih Tiada Bertepi” itu ditayangkan. “Terima kasih Andy. Setelah melihat tayangan tersebut aku semakin menyadari betapa hebatnya mama dan papaku saat menerima anak perempuan satu-satunya yang memiliki kekurangan,” seorang teman semasa kuliah mengirimi saya SMS.

Bahkan, dalam SMS itu dia menulis: “Tidak pernah kulupakan kata-kata mama yang selalu kutanamkan dalam hati,” ujarnya, “Kamu memang mempunyai kekurangan, tapi cari kelebihanmu karena kamu tidak berbeda dengan mereka yang normal”. Dengan modal itu dia mengaku meraih mimpi-mimpinya.

Saya luruh dalam haru manakala membaca berbagai respon di situs kickandy.com. Begitu banyak orang yang setelah menonton tayangan tersebut mengaku semakin menyadari betapa dahsyatnya cinta seorang ibu. Kasih ibu sepanjang jalan, tiada bertepi, dan tanpa pamrih. Kasih yang abadi sepanjang masa.

Semua perempuan yang tampil malam itu merupakan ibu-ibu luar biasa. Poppy tidak pernah menyerah dalam mengupayakan perkembangan mental dan fisik anak semata wayangnya. “Sebagai ibu yang melahirkan Dewa, awalnya saya tidak siap. Tetapi dengan dukungan suami, kami mampu melewati masa-masa berat tersebut,” ujar Poppy. Dalam keterbatasannya, Dewa sudah mampu menulis sebuah buku berisi kumpulan sajak-sajak ciptaannya.

Begitu halnya dengan Ira Dompas, ibunda Oscar. Masa-masa sulit dilampauinya dengan tegar. Termasuk harus menelan rasa perih saat Oscar dicap gila oleh lingkungan mereka. Melalui perjuangan panjang tanpa lelah, Ira akhirnya berhasil mengantarkan Oscar untuk lebih mandiri. Bahkan dalam usianya yang menapak 28 tahun Oscar terpanggil membantu teman-temannya sesama pengidap autis. Dari tangan Oscar lahir dua buku tentang autis. Salah satunya berbahasa Inggris.

Perjuangan yang tak kenal menyerah juga yang membuat Ernim Elyas mampu mengantarkan Ferdy Ramadhan menyabet medali emas dalam Special Olympic tingkat Asia maupun medali perak di Australia. Padahal sejak lahir Ferdy mengidap down syndrome. Kita semakin menarik nafas manakala terungkap Gesa, sang kakak, selalu mendukung adiknya. “Saya tidak malu. Bahkan saya bangga,” ujar Gesa ketika saya tanya apakah dia tidak malu mempunyai adik seperti Ferdy.

Jika dengan keterbatasan fisiknya Habibie Afsyah mampu mandiri secara finasial dari berbisnis di internet, hal tersebut tidak lepas dari enerji tanpa batas yang selalu diperlihatkan sang ibu. Ibu Endang memang tidak pernah kehabisan nafas untuk membawa Habibie ke berbagai seminar. Kapan pun dan di manapun. Terutama yang berkaitan dengan bisnis internet dan seminar motivasi. Padahal untuk itu dia harus mendorong-dorong sang anak di atas kursi roda.

Memiliki anak dengan keterbatasan seperti itu memang berat. Tetapi pasti lebih berat lagi untuk tampil di depan publik, di antara jutaan penonton televisi, dan secara terbuka menceritakan kondisi sang anak tercinta. Sampai saat ini lebih banyak orangtua yang melahirkan anak dengan keterbatasan seperti itu yang memilih bersembunyi dan menyimpan rapat-rapat “aib” keluarga tersebut.

Jika Poppy, Ira, Endang, dan Ernim mau tampil di Kick Andy untuk membagi pengalaman hidup mereka, maka keputusan tersebut sungguh patut dihargai. Mereka menunjukkan kebesaran hati agar ibu-ibu lain yang mengalami hal yang sama tidak merasa sendirian dan tenggelam dalam kesedihan. Mereka bersaksi agar para orangtua yang senasib bangkit dan menatap masa datang dengan lebih tegar.

Selasa, 17 Februari 2009

Membuat Brand Produk Anda Menjadi Top of Mind

Dalam ilmu marketing ada istilah “top of mind”. Top of mind maksudnya brand produk yang nancap nomer satu di benak konsumen. Ketika orang menyebut nama umum produk tersebut, yang langsung kita ingat adalah brand tersebut. Contoh, dulu ketika menyebut sepeda motor, top of mind-nya adalah Honda. Sekarang Yamaha juga lumayan sukses menjadi top of mind.
Nah mengenai top of mind itulah yang akan kita bahas kali ini. Bagaimana membuat produk anda menancap menjadi top of mind di benak konsumen. Mari kita mulai saja…
Sering kali top of mind berkaitan dengan market share atau penguasaan pasar. Sebuah brand produk yang menguasai pasar biasanya menjadi top of mind. Karena itu, pemilik produk biasanya selalu berusaha menggenjot penjualan. Maka beragam cara promosi dilancarkan. Target market dibombardir dengan promosi dari segala arah.
Kalau di bisnis internet, promosi online berbayar lewat iklan PPC, promosi gratis, dan promosi lewat blog dilancarkan. Bukan itu saja, promosi offline pun ikut dirambah. Belum cukup? Teknik SEO pun diperdalam agar bisa merajai hasil pencarian di search engine.
Maka benar apa kata Mas Hengky kalau menjadi pebisnis internet butuh banyak amunisi dan jurus. Tidak cukup tahu blogging saja, namun juga ilmu copywriting, dan lainnya. Namun enaknya itu semua bisa dipelajari sambil menekuni bisnis internet yang resikonya boleh dibilang relatif kecil. Makin lama kita menggeluti bisnis internet, makin dalam ilmu yang kita miliki.
Di samping lewat promosi, pencapaian top of mind sebuah brand produk berkaitan dengan kemampuan membangun hubungan yang kuat dengan konsumen. Interaksi dengan konsumen kembali menjadi syarat mutlak. Ibaratnya pemilik produk seolah selalu berada di samping konsumen.
Namun kedua upaya tadi bisa kurang berhasil mencapai top of mind bila tak didukung kuatnya identitas brand. Berikut ini beberapa kriteria yang patut anda pertimbangkan ketika memilih identitas brand produk anda:

1.Mudah diingat. Kalau bisa sekali mendengar/membaca, konsumen langsung ingat brand produk anda. Karena itu, brand produk sebaiknya tak terlalu panjang. Pemilihan nama brand produk sama pentingnya seperti saat anda memilih nama domain situs web.
2.Berkaitan. Brand produk anda berkaitan dengan produk yang anda tawarkan. Misalnya produk anda untuk menghilangkan masuk angin, brand-nya ada embel-embel kata “angin”-nya. Tujuannya juga untuk memudahkan konsumen menghubungkan brand anda dengan masalah yang sedang anda hadapi.
3.Fleksibel. Artinya brandnya bisa terus dikembangkan. Selalu terbuka kemungkinan memperbaiki produk anda secara terus-menerus. Cara ini juga dimaksudkan untuk menjaga eksistensi produk anda.
Nah, untuk menjadi top of mind mulailah dengan membuat identitas brand yang kuat lalu lakukan kedua upaya tadi. Yaitu menggenjot promosi dan menguatkan hubungan dengan konsumen.
Baiklah… bagaimana menurut anda? Silakan sampaikan komentar anda dan mari kita diskusikan.
(www.mentorplus.multiply.com atau www.fikrulmustanir.blogspot.com )