Hidup yang Produktif
Oleh. N.Faqih Syarif H
Sobat, hidup disebut produktif apabila kita mempunyai posisi yang jelas dan bernilai ditengah-tengah jutaan penghuni lainnya. Artinya, kita tidak sekedar menerima, tetapi juga sanggup memberi semampu kita dan tidak menjadi beban bagi orang lain. Seorang ibu Etin yang berusia lanjut berjualan kain lap, kain keset dan handuk yang berjualan di berbagai kota di jawa barat dan akan kembali ke kota yang sama tiga bulan kemudian, Ketika ditanya ia tidur di mana saat berjualan seperti itu, ia menjelaskan, “ Kadang di rumah pak RT, kadang di masjid, ya.. di mana saja, yang penting aman.” Ketika ditanya,”Kenapa ibu masih berjualan?”
“Di kampung saya banyak anak yatim. Saya senang sama mereka. Mereka membuat keset, handuk dan kain lap ini, tapi tidak bisa menjual. Maklum masih anak-anak, takut ketemu orang. Saya ingin membantu mereka tapi saya nggak punya uang. Yang saya punya satu-satunya hanya tenaga. Jadi, saya Bantu mereka jualan. Kalau hasilnya laku dijual kan bisa terus membuat kain lap ini dan bisa sekolah,” urai Bu Etin sambil tersenyum. Dari obrolan itu kita akhirnya mengerti bahwa Ibu Etin menganggap miliknya yang paling berharga adalah tenaganya. Dia kerahkan segenap tenaganya untuk membantu orang lain. Usia senja tak menghalanginya memberikan yang terbaik buat anak-anak yatim di kampungnya. Ada lagi Pak Sugeng yang dia mengalami kecelakaan dan harus diamputasi kakinya, tapi beliau tidak menyerah dalam hidup ini bahkan dia ingin berkarya dan bermanfaat bagi banyak orang. Dia semula membuat kaki palsu untuk dirinya sendiri agar bisa bergerak dan berkarya serta bermanfaat bagi sesama. Dia terus memotivasi bahkan menjadi inspirasi bagi orang lain yang senasib dengannya. Pada waktu diwawancarai di Kickandy banyak pemirsa yang melihat dan bertanya ke kickandy.com minta alamat dia untuk pesan kaki palsu bikinan sugeng dan acara itu mampu membangun semangat hidup orang yang memiliki nasib yang sama dengan Sugeng. Pak Sugeng dengan karyanya dan motivasinya mampu menggugah dan membangunkan gairah hidup sesama bahkan menarik Menteri dan pengusaha untuk membantu orang-orang yang senasib dengan Sugeng dengan gerakan seribu kaki palsu.
KH. Abdullah Wasi’an di usianya yang udah 90Th beliau masih terus menulis dan berkarya dengan mesik ketik tuanya dan kaca pembesar mengiringi dan menyertainya untuk terus menulis dan berkarya bagi umat. Wartawan Senior Rosihan Anwar di usia 87 Th.juga melakukan yang sama terus membaca, menulis dan berkarya dalam sebulan beliau masih mampu membaca buku-buku yang tebal 10-15 Buku.
Wahai orang yang menginginkan kebaikan bagi dirinya dan umatnya, Anda jangan sampai menjadi orang yang tidak berguna. Anda jangan sampai menjadi seperti seonggok benda yang tidak bermanfaat!
“ Tidak ada kebaikan dalam hidup seseorang. Jika tak ada sesuatu yang bernilai dari dirinya.”
Sehina-hina manusia adalah orang yang hanya bisa makan, minum, dan tidur, serta tidak memberikan manfaat sama sekali bagi orang lain. Orang seperti itu dicoret dari daftar orang-orang mulia, sebab ia sendiri telah mnghapus namanya dari daftar kehidupan yang berguna.. Dalam lembaran hidupnya tidak ada kata memberi, berkorban atau berkarya. Ia lebih pantas berada dalam deretan benda-benda mati. Bedanya dengan benda mati hanyalah makan dan minum. Ia lebih tepat berada di liang kubur. Bedanya dengan penghuni kuburan hanyalah tertawa dan tertidur. Peran yang dimainkannya dalam kehidupan adalah sebagai konsumen tulen, kebiasaannya tak lebih dari makan dan minum. Di saat orang-orang mulai bekerja, membangun, dan bekarya, ia justru berbalik ke belakang, karena ia berseberangan dengan pertumbuhan dan perkembangan, berlawanan dengan produktivitas dan memberi, serta bermusuhan dengan kesuksesan dan prestasi tinggi. Seorang alim yang sibuk mengurus dirinya sendiri hingga meninggalkan kewajibannya mengajari manusia, dicoret dari daftar orang-orang yang akan kekal dalam kebahagiaan akherat.
Kafilah kehidupan tidak menunggu orang-orang malas. Ia hanya bersedia mengangkut orang-orang yang giat dan produktif. Tempat duduk yang tersedia di kafilah itu terbatas serta sudah dipesan, dan waktu keberangkatannya pun tidak mau kompromi untuk menunggu orang yang datang terlambat. Dalam kendaraan kesuksesan tidak ada satu pun tempat duduk untuk para pemalas.
Sobat, kini era kemuliaan dimulai. Orang-orang yang akan menjadi pemain utama di era ini adalah orang yang kehidupannya memberi manfaat pada orang-orang sekitarnya. Mereka juga adalah orang-orang yang mau meringankan beban orang lain, mengangkat harkat dan martabat serta berpihak pada orang lemah dan tertindas. Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “ Barangsiapa yang bangun di pagi hari tidak memikirkan urusan umat, dia tidak termasuk golonganku.” Di hadits lain, “ Sesungguhnya sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberikan manfaat kepada orang lain.”
( www.fikrulmustanir.blogspot.com atau www.mentorplus.multiply.com )
Kamis, 26 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

0 komentar:
Posting Komentar