Sabtu, 23 Mei 2009

Khilafah dan Strategi Industrialisasi Dunia Islam

Khilafah dan Strategi Industrialisasi Dunia Islam
Dunia Islam sekarang tertinggal jauh dari negara-negara industri di dunia. Sementara Barat telah melewati fase industrialisasi 150 tahun yang lalu, Dunia Islam tetap terde-industrialisasi secara besar-besaran, dan banyak kasus tersebut dipercaya terjadi di negara berkembang.
Industrialisasi bisa diartikan sebagai keadaan dimana sebuah perekonomian dilengkapi dengan mesin/pabrik, yang kemudian hal tersebut menjadi stimulus bagi sektor-sektor lain perekonomian. Contohnya adalah Kerajaan Inggris, yang memusatkan manufaktur pada perekonomiannya, industri perkapalan, amunisi dan pertambangan yang mendorong Inggris menjadi sebuah kekuatan global yang mempunyai kemampuan mobilisasi perang dan penjajahan yang cepat. Di saat perdamaian, industri-industri tersebut dipakai untuk kepentingan masyarakat.
Hal ini adalah alasan fundamental bagi setiap bangsa yang menginginkan industrialisasi. Mempunyai dasar industri membuat sebuah bangsa bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dan mandiri dari bangsa lainnya. Tanpa industrialisasi suatu bangsa akan tergantung secara politik dan ekonomi pada negara lain dalam kebutuhan-kebutuhan vital seperti pertahanan, industri dan produktivitas perekonomian. Contoh terakhir menggambarkan dengan tepat negara-negara dari Dunia Islam saat ini.
Mengapa Dunia Islam Gagal Berindutrialisasi?
Bagi seorang pengamat yang netral, adalah mengejutkan jika Dunia Islam, yang mempunyai berbagai hasil tambang dan sumberdaya yang melimpah, sangatlah miskin dan gagal berindustrialisasi. Sebagai contoh, Irak saja mempunyai 10% cadangan minyak dunia. Juga sebuah fakta yang tidak aneh bahwa Kuwait juga memiliki 10% cadangan minyak dunia. Dengan mempelajari semua kejadian pada semua negara tersebut, yang membentuk Dunia Islam seperti Afrika Utara, Timur Tengah, Asia Selatan, Indonesia dan Malaysia, sangatlah jelas terlihat sederet kesalahan dan contoh kesalahan manajemen perekonomian yang luas.
Miskinnya visi politik dan arah yang jelas di wilayah Muslim dan kekukuhan pemimpin Muslim yang lebih memilih kebijakan mengejar target jangka pendek yang pragmatis, adalah masalah historis sejak hancurnya Negara Khilafah pada tahun 1924. Turki tidak pernah bisa lagi mencapai titik potensialnya karena kebijakan-kebijakan yang tidak jelas dan berlatar politis yang dibebankan oleh IMF dan Bank Dunia. Pakistan berada di bawah perintah Bank Dunia untuk tetap berkonsentrasi pada ekspor tekstil dan memastikan dasar manufakturnya tidak pernah berkembang.
Negara-negara Arab tidak pernah mengembangkan industri manufaktur, meskipun dalam sektor perminyakan, dikarenakan keinginan perusahaan-perusahaan minyak Barat yang ingin mengontrol penyulingan minyak mentah dan melalui kemampuannya mengontrol produksi minyak dan negara-negara penghasil minyak. Pada tahun 2006 Timur Tengah memproduksi 31,2% minyak mentah dunia. Hanya 3,2% yang diolah di kawasan tersebut. Indonesia selama tahun 1980-an dan 1990-an meliberalisasikan perekonomiannya dan membuka semuanya bagi investasi asing, yang menimbulkan Krisis Asia pada tahun 1997, yang sampai sekarang masih belum pulih. Saat ini mereka terlilit utang lebih dari 140 miliar dolar.
Dunia Islam menerapkan sejumlah kebijakan yang memastikan perekonomian mereka tidak bisa menyediakan kebutuhan masyarakat. Hasilnya adalah: orang-orang harus memberikan waktu dan usahanya dalam pekerjaan untuk menopang diri mereka sendiri daripada berkontribusi pada pekerjaan yang bertujuan agar negaranya menjadi sebuah kekuatan penting di dunia. Oleh karena itu, untuk mengindistrialisasikan Dunia Islam, kaum Muslim harus diyakinkan akan pentingnya hal tersebut, dan mengapa harus berkorban untuk visi seperti itu.
Contohnya adalah apa yang didapatkan oleh Amerika Serikat ketika mereka menelantarkan perekonomian konsumen dan menjalankan industrialisasi sebelum Perang Dunia II. Pemerintah Amerika mulai memperluas sistem pertahanan nasionalnya, menghabiskan uang yang sangat banyak untuk memproduksi kapal, pesawat udara, persenjataan, dan alat peperangan lainnya. Hal ini menstimulus pertumbuhan industri dan penurunan pengangguran yang cepat. Setelah Amerika masuk kancah peperangan pada Desember tahun 1941, semua sektor perekonomian dimobilisasi untuk mendukung kinerja perang. Industri meluas dengan cepat, dan pengangguran digantikan dengan kekurangan karyawan.
Negara tersebut bergerak sendiri dengan cepat untuk mobilisasi penduduk dan semua kapasitas industrinya. Selama akhir 1930-an, industri yang terkait perang menerima target produksi yang mengejutkan, yakni 300.000 pesawat terbang, 5.000 kapal kargo, 60.000 pesawat pendarat, dan 86.000 tank. Para pekerja wanita memainkan peran lebih besar dalam industri daripada sebelumnya. Para pengusaha mengabaikan efek depresi yang besar dan mulai mengambil keuntungan atas perjanjian pemerintah yang melimpah. Pekerjaan mulai bermunculan dimana-mana dan orang-orang mulai bekerja dalam upaya peperangan.
Masyarakat menerima perbandingan dan kontrol harga untuk pertama kalinya sebagai cerminan dukungan atas usaha peperangan. Permintaan yang sangat besar adalah untuk suplai perang yang mendesak, tanpa memikirkan biaya. Semua perusahaan memperkerjakan setiap orang yang terlihat, bahkan suara truk di jalanan meminta orang-orang untuk melamar pekerjaan. Para pekerja baru dibutuhkan untuk menggantikan 11 juta orang usia kerja di ketentaraan. Semua aktivitas negara tersebut, seperti pertanian, manufaktur, pertambangan, perdagangan, investasi, komunikasi, dan bahkan pendidikan dan pembuatan budaya dalam suatu cara bergerak menuju industrialisasi dengan tujuan mempersiapkan upaya peperangan.
Bersamaan dengan hal tersebut Amerika menerapkan pemikiran para ahli dan sarjana terbaiknya. Pemerintah Amerika mengidentifikasi adanya kemungkinan untuk membangun sebuah senjata nuklir yang bisa menjadi alat yang berguna dan mempunyai kemampuan menghancurkan yang luar biasa. Maka lahirlah proyek Manhattan. Proyek ini merupakan hasil dari perlombaan untuk menjadi negara pertama yang mempunyai bom atom, bersama dengan keuntungan kekuasaan strategis yang akan diterima.
Kegagalan Dunia Islam memperlihatkan kesalahan manajemen sumberdayanya saat ini. Masalah inti dari kesengsaraan perekonomian saat ini mengerucut pada beberapa faktor utama; sudut pandang yang tidak ideologis dari para pemimpinnya, dan berdampak pada rendahnya visi politik bagi wilayah-wilayah tersebut. Dua faktor ini berarti bahwa meskipun dengan sumberdaya yang melimpah, negara-negara tersebut akan tetap tunduk secara ekonomi dan politik kepada Barat, karena mereka tidak mempunyai dasar yang kuat untuk membangun perekonomian mereka sendiri. Hal ini membuat perekonomian terpecah sehingga gagal untuk maju dalam satu tujuan.
Kebijakan Negara Khilafah untuk melakukan industrialisasi harus berpusat pada hal-hal sebagai berikut:
Membangun perekonomian yang berorientasi pada pertahanan
Kebanyakan perekonomian diketahui mempunyai penekanan pada pencapaian satu sektor tertentu dari perekonomian – biasanya menggunakan sektor ini sebagai stimulus bagi bagian lain perekonomian. Kebanyakan diambil dari perubahan perekonomian Inggris yang berbasis manufaktur menjadi berbasis pelayanan pada akhir tahun 1980-an. Saat ini kebanyakan aktivitas perekonomian didorong untuk menyediakan layanan, dan hal tersebut yang mendorong aktivitas ekonomi pada sektor lainnya. Tetapi sebaliknya, Negara Khilafah harus menitikberatkan pada industri pertahanan sebagai stimulus dan kekuatan di balik perekonomian. Hal ini tidak hanya menciptakan lapangan pekerjaan dan menghasilkan kekayaan tetapi juga industri ini sangat penting sebagai suatu upaya pencegahan dari negara-negara lain yang mempunyai rencana terhadap wilayah-wilayah Islam.
Membangun perekonomian yang berbasis pada pertahanan melibatkan pembangunan industri berat, berupa industri besi dan baja, batubara dan lainnya, seperti halnya industri persenjataan dan seterusnya. Ciri-ciri utama kebijakan tersebut adalah sebagai berikut:
Untuk mengindustrialisasikan sebuah forum yang khususnya dipersiapkan untuk menyatukan dukungan dan pembentukan kerjasama para pengusaha. Tujuan utama inisiatif ini adalah menyediakan bantuan, baik itu secara ekonomi maupun politis bagi industri-industri besar untuk mengembangkan perusahaan dan bisnis tertentu yang bergerak dalam bidang industri berat dan kebutuhan akan perekonomian yang berbasis pada pertahanan. Bantuan bisa berupa pinjaman lahan yang bebas biaya, dengan harapan produksi masal besi dan baja atau bahan kimia bisa mendatangkan para pengusaha dan pebisnis. Bantuan lainnya juga bisa berupa bantuan keuangan dari pemerintah bagi mereka yang ingin menciptakan perusahaan tertentu di area-area dimana negara harus mengembangkan atau mensuplai bahan-bahan pengembangan kimia dan peleburan logam.
Ini adalah kebijakan yang juga dipakai Jepang setelah pendudukan Amerika Serikat tahun 1952, dengan pertolongan dan persetujuan diam-diam Amerika Serikat. Jepang membawa para pengusaha dan pebisnis terbaiknya untuk menghindari ancaman komunisme, yang ketika itu telah mencapai Korea Utara. Akibatnya para pemimpin Jepang mencabut larangan kepemilikan bersama dan memperkenankan pembentukan kelompok konglomerat yang kemudian terus mendominasi perekonomian Jepang. Kelompok-kelompok ini, dikenal sebagai kairetsu, seringkali dikaitkan sebagai keturunan dari zaibatsu di masa sebelum perang, seperti dalam kasus tiga dari ‘The Big Six’ – Mitsui, Mitsubishi dan Sumitomo. Para pelaku kunci industri bekerja bagi kepentingan negara karena mereka bisa melihat jumlah kekayaan yang besar yang bisa didapatkan. Militer Amerika mulai membeli persediaan dari Jepang, menciptakan permintaan yang besar atas barang-barang Jepang.
Proses industrialisasinya sendiri mempercepat pertumbuhan, banyak pekerja yang pindah dari pertanian yang hasilnya sedikit dan produksi tekstil ke dalam industri modern. Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan pengusaha produksi barang-barang dengan permintaan dan nilai yang tinggi seperti mesin, lambat laun menggantikan barang-barang dengan permuntaan rendah, seperti tekstil. Pada tahun 1970 banyak hasil industri Jepang merupakan produk-produk yang tidak pernah ada pada pasaran Jepang 20 tahun sebelumnya, seperti televisi berwarna, petrokimia, dan pendingin udara (AC).
Hal tersebut adalah tipe-tipe kebijakan yang Dunia Islam harus kejar, dengan tujuan mendapatkan keuntungan dari pihak swasta dan juga menyatukan para tokoh kunci pimpinan industri dalam sebuah Negara Khilafah. Dunia Islam bukanlah semacam kumpulan para pelaku industri atau pengusaha lainnya. Juga, ketika realisasi dividen yang potensial dari kebijakan seperti itu menjadi dikenal sebagai kekayaan, maka mereka akan menjadi bagian dari kebangkitan perekonomian karena mereka bisa menghasilkan pendapatan yang tidak pernah terdengar dari Dunia Islam dalam waktu yang cukup lama. Hal ini sesuai dengan perhatian pada kesejahteraan masyarakat untuk bisa membangun investasi swasta.
Visi Politik
Alasan mengapa Dunia Islam saat ini mengalami de-industrialisasi adalah lemahnya visi politik. Para pemimpin umat Muslim telah meletakkan negaranya sebagai pasar bagi perusahaan multinasional Barat. Konsep perdagangan bebas dan pasar bebas selalu menjadi alasan bagi dunia berkembang untuk menghambat industrialisasi di negara lain, dan mengubah mereka menjadi tempat industri untuk konsumsi Barat. Ketika tujuan politik telah timbul maka ada perkembangan yang muncul di Dunia Islam; Mesir mengembangkan program nuklir pada tahun 1950-an, tetapi mereka menghentikan program tersebut setelah kekalahan pada 1967 dari Israel. Pakistan meneruskan dan mengembangkan sebuah program nuklir yang berhasil.
Untuk Negara Khilafah yang baru muncul, salah satu kebijakan kunci adalah mempersatukan masyarakat dalam satu visi politiknya. Jika hal tersebut tercapai maka masyarakat pasti akan bekerja untuk mencapai target tersebut, kemudian hal itu akan diperkenalkan di kawasan Muslim lainnya, dan ketika mereka bisa memahami arahnya mereka akan berpaling dan menjalankan visi tersebut. Salah satu masalah terbesar di wilayah Muslim adalah kurangnya setiap kebijakan yang bisa mengangkat derajat bangsanya sendiri. Khilafah harus menemukan orang yang paling ahli dan membuat mereka melaksanakan visi tersebut dan memberikan rasa percaya diri pada masyarakat.
Hal tersebut membutuhkan pengembangan kemampuan militer untuk membela diri dan menghentikan semua serbuan dan penyerang yang potensial. Pemikiran ini pasti akan membawa kita pada perkembangan teknologi yang tidak ada dalam Dunia Islam, dengan tujuan membawa militer pada tingkatan yang sama dengan standar global moderen. Untuk mencapainya suatu negara harus berindustrialisasi. Untuk berindustrialisasi Anda harus memiliki keahlian teknis dan bahan mentah, dimana sebuah strategi perlu dikembangkan.
Contoh hal tersebut adalah seperti yang terjadi pada Uni Soviet. Para pengikut komunis menghabiskan lima tahun perencanaan yang dimulai pada tahun 1928, yang bertujuan untuk membangun sebuah basis perindustrian berat tanpa menunggu bertahun-tahun untuk mengumpulkan keuangan melalui ekspansi industri konsumen dan tanpa bergantung pada keuangan dari luar. Rencana Lima Tahun (The Five-Year Plan) adalah sebuah daftar target perekonomian yang telah direncanakan untuk memperkuat perekonomian Uni Soviet antara tahun 1928 sampai 1932, membuat negara tersebut bisa mencukupi kebutuhan militer dan industrinya sendiri. Perencanaan lima tahun tersebut dimaksudkan untuk memanfaatkan semua aktifitas ekonomi dalam pembangunan industri berat yang sistematis, sehingga mengubah Uni Soviet dari negara agraris yang sederhana menjadi sebuah kekuatan yang mapan secara industri dan militer. Dalam menjalankan rencananya, rezim Stalin membagi sumberdaya ke dalam produksi batubara, besi, baja, perlengkapan jalan kereta api, peralatan mesin. Semua kota-kota baru, seperti Magnitogorsk di pegunungan Ural, dibangun dengan partisipasi antusiasme para pekerja dan intelektual muda. Rencana ambisius ini menggambarkan sebuah aroma tugas dan membantu mobilitas dukungan untuk rezim tersebut.
Semua hal di atas memperlihatkan pembahasan sebelumnya tentang sumber daya dan bagaimana hal tersebut diubah menjadi produk-produk yang berguna, maka dibutuhkan tujuan politik yang nantinya akan memberikan arah.
Pengolahan Barang Tambang
Negara Khilafah harus mempunyai kontrol atas barang tambang mereka sendiri beserta industri yang menyuling dan mengolahnya, untuk menghilangkan ketergantungan pada negara lain. Hal ini akan menjadi target kunci bagi industri sebagai bahan baku yang sangat penting bagi berlangsungnya industri-industri lain.
Pakistan mempunyai sumberdaya alam yang sangat banyak, termasuk minyak, gas, emas, kromite, bijih besi, batubara, bauksit, tembaga, timah, belerang, batu kapur, marmer, pasir, batuan asin dan tanah liat untuk keramik, dan hanya sedikit yang bisa disebutkan. Seiring pertumbuhan negara tersebut, dengan mengintegrasikan wilayah Muslim lainnya maka akan bisa didapat sumberdaya seperti itu dan juga lainnya. Sangatlah mungkin untuk mengembangkan berbagai industri internal yang bisa mengolah dan memproses sumberdaya ini sehingga tidak tergantung pada keahlian asing.
Kebanyakan sumberdaya tersebut saat ini diproses oleh perusahaan-perusahaan asing, khususnya dari Amerika Serikat. Perusahaan-perusahaan tersebut memberikan bagi hasil dari sumberdaya yang mereka olah, contohnya minyak dan gas, dan tidak ada upaya yang dibuat untuk mentransfer keahlian dan tehnologi sehingga Pakistan bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dalam proses ini. Perusahaan minyak milik negara telah sah dijual melalui topeng privatisasi.
Untuk bisa mandiri dalam mengolah barang tambang, sejumlah proses harus ditentukan. Semua sumberdaya, yang tidak dimiliki oleh Negara Khilafah di wilayahnya, harus diimpor dari negara-negara yang tidak mempunyai rencana (bermusuhan atau menyerang) terhadap wilayah Islam. Kebijakan tersebut saat ini diterapkan oleh China. Kebutuhan China akan minyak berakibat pada banyaknya bantuan, pinjaman (banyak tidak tertulis) dan hibah yang diberikan China kepada negara-negara Afrika dengan tujuan mendapatkan minyak. Hal tersebut telah dilakukan dengan membangun kilang minyak termasuk fasilitas sekitarnya, seperti jalan raya, sekolah, rumah sakit, dan kantor-kantor tanpa ikut campur dalam pemerintahan yang sedang berjalan, terbalik dengan campur tangan negara Barat. Kebijakan yang sama harus dilakukan oleh Negara Khilafah jika diperlukan, tetapi kebanyakan wilayah Muslim mempunyai kelebihan dengan anugerah sumber barang tambang yang melimpah, dan hanya beberapa barang tambang tertentu saja yang harus diimpor.
Negara juga harus mengembangkan sebuah kebijakan bagi perusahaan-perusahaan Barat, yang berada di Dunia Islam. Apa saja yang harus dipahami sebagai penghormatan bagi mereka bahwa letak permasalahan adalah kehadiran mereka di Dunia Islam. Kehadirannya saat ini telah menjadi masalah ketika mereka diberikan kebebasan penuh untuk mengelola sumberdaya, dan pada beberapa kasus diberikan bagian dalam bentuk sumberdaya sebagai bentuk pembayaran. Banyak pemimpin Muslim dan kroninya mendapatkan keuntungan finansial pribadi yang menjadi penghalang bagi pendapatan negara atas sumberdaya tersebut.
Masalah terbesar adalah adanya fakta bahwa perusahaan-perusahaan tersebut tidak mentransfer keahlian dan teknologi kepada negara tempat mereka bekerja. Perusahaan seperti itu harus dipaksa menandatangani kesepakatan untuk mentransfer keahlian mereka kepada Negara Khilafah. Perdagangan adalah satu alat yang kuat dalam hubungan keamanan. Tidak ada dua negara yang mempunyai jalinan perdagangan yang sehat bisa berperang satu sama lain. Buktinya adalah hubungan antara Amerika Serikat dan China, meskipun kedua negara menganggap masing-masing sebagai saingan, mereka tidak bisa berperang, karena pada saat ini mereka saling membutuhkan.
Dalam hal transfer teknologi kasus yang baru-baru ini terjadi pada pembuatan kapal selam di Pakistan adalah suatu contoh yang bagus. Pakistan dan Perancis telah menandatangani sebuah perjanjian untuk membangun tiga buah kapal selam. Satu di antaranya akan dibuat di Perancis, sementara dua lainnya akan dibuat di Pakistan. Dua kapal selam yang dibuat di Pakistan akan dibuat dengan bantuan para insinyur Perancis, sehingga transfer teknologi bisa terjadi. Hal tersebut jelas memperlihatkan bahwa dengan adanya kemampuan politik maka industrialisasi bisa terjadi.
Negara Khilafah akan perlu menemukan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan, dan mendapatkannya dari negara yang bersahabat. Pakistan saat ini mempunyai infrastruktur industri berat dan ringan. Contohnya, mesin-mesin untuk perusahaan gula dan semen, ketel uap, masin rol jalan, mesin panen, mesin pintal dan lain-lain. Heavy Mechanical Complex mempunyai fasilitas untuk memproduksi tuangan baja dan besi ringan, sedang, dan berat. Industri-industri tersebut dan lainnya bisa dipakai untuk mengembangkan industri penyuplai bagi peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk industri bahan mentah.
Negara Khilafah harus membiayai industrialisasi dengan tiga cara
Investasi Langsung: hal ini masuk akal dimana penerimaan keuntungan akan susah jika diberikan pada industri seperti perkapalan, penelitian ruang angkasa atau pengoperasian sistem rel kereta api. Oleh karena itu, Negara Khilafah harus mengatur hal tersebut atau mensubsidi operasi mereka.
Berkolaborasi dengan industri – hal ini pastilah terjadi jika terdapat nilai komersial yang potensial pada proyek tersebut sehingga keterlibatan pemerintah sangat dibutuhkan agar proyek tersebut bisa berjalan, contohnya seperti eksplorasi minyak.
Merangsang industri untuk bergabung dalam proyek – hal ini diwujudkan dengan memberikan kontrak pada industri untuk membuat tank, persenjataan, kapal laut dan lain-lain atau contohnya dengan menyediakan bantuan/subsidi kepada industri yang mengolah bahan mentah, atau menyediakan lahan kosong untuk proyek konstruksi bangunan misalnya pabrik persenjataan.
Negara Khilafah juga harus berupaya menarik mereka yang mempunyai kemampuan untuk membantu pengembangan industri pertahanan. Dunia Islam telah mempunyai para ilmuwan dan insinyur ahli nuklir seperti halnya insinyur perminyakan. Tetapi karena kurangnya kesempatan maka para ahli tersebut terpaksa pindah ke luar negeri dan menambah kekurangan ahli dan teknologi di Dunia Islam. Contohnya, ketika Mesir menghentikan kebijakan mengembangkan senjata nuklir pada tahun 1967, banyak para ilmuwannya yang pergi ke Irak dan bergabung dengan program persenjataan Saddam Hussein. Abdul Qadir Khan bapak nuklir Pakistan akhirnya menganggur.
Menjalankan sebuah kebijakan industrialisasi akan mendapatkan stimulus dalam perekonomian. Apa yang saat ini kurang dalam Dunia Islam adalah arah dan perencanaan dalam atmosfir perekonomian. Mayoritas para pelaku ekonomi kekurangan dorongan dan investasi, dan juga terlalu tergantung pada ekspor gas dan minyak.
Pembentukan industri pertahanan yang lebih maju akan mengundang suntikan investasi yang lebih besar. Hal ini akan diiringi investasi sektor swasta dari para pengusaha yang ingin mendapatkan keuntungan sebagai imbasnya dan akan terus dikembangkan. Pengaruh nyata pertama yang harus dimengerti adalah kebijakan tersebut akan menciptakan lowongan pekerjaan bagi mereka yang sebelumnya pengangguran. Negara mungkin harus mengadakan sebuah pelatihan, tetapi Dunia Islam bukanlah sekedar pekerja yang memiliki ketrampilan saja.
Adanya pekerjaan tentunya akan menambah konsumsi, seiring dengan masuknya pendapatan yang lebih besar. Hal ini mengakibatkan bertambahnya permintaan barang dari masyarakat biasa. Peningkatan tersebut dalam selisihnya akan mendorong perkembangan sektor-sektor perekonomian lainnya seperti sektor industri barang, sektor barang konsumsi dan juga permintaan terhadap beberapa barang mewah. Permintaan tersebut akan mendorong orang-orang untuk menyediakan barang-barang yang dibutuhkan dan lebih jauh menciptakan kesempatan kerja dan kekayaan ekonomi.
Pertanian
Untuk mengikuti sebuah kebijakan industrialisasi sangatlah penting bagi setiap negara untuk bisa memenuhi kebutuhan pangannya. Sangatlah penting bahwa sebuah negara untuk tidak bergantung pada kekuatan asing dalam kebijakan agrikulturalnya, karena setiap kebijakan tidak akan bermakna tanpa adanya kemampuan negara tersebut untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduknya. Negara Khilafah juga harus membuat kebijakan agrikultur yang mandiri, dengan menggunakan tanah Arab, yang dianugrahkan pada kaum Muslim.
Turki mensahkan kebijakan dasar yang jelas pada dalam bidang industri dan pertanian melalui campurtangan negara setelah perang dunia, meskipun sejak akhir 1980-an reformasi IMF telah benar-benar menghentikan pembangunannya. Sebagai konsekuensinya, saat ini Turki menjadi pengekspor bahan makanan, sapi dan ternak.
Harus diingat bahwa Negara Khilafah nanti harus berinvestasi dalam peralatan dan teknik pertanian terbaru. Perlu dijelaskan bahwa Korea Utara dulu mempunyai kebijakan pertanian yang jelas, berkembang setelah Perang Dunia II yang disebut sebagai filosofi Juch, yang diterapkan dalam tiga tahap pada pemerintahan komunis. Korea Utara adalah negara yang bisa secara potensial melakukan perdagangan dengan Negara Khilafah, sehubungan dengan rencananya mengekspor peralatan pertaniannya, tetapi terhalang karena pasar Amerika dan Eropa tertutup bagi mereka dengan alasan keamanan. Negara bisa membuat poin-poin perdagangan yang menarik sehingga kita bisa mendapatkan mesin pertanian Korea Utara dan juga kelebihan teknik pertanian mereka.
Ini hanyalah gambaran umum tentang kebijakan-kebijakan yang harus diterapkan di wilayah kekuasaan Negara Khilafah. Wilayah Muslim dipenuhi oleh berbagai sumberdaya, para ahli, dan orang-orang yang mau bekerja demi kepentingan Islam. Para pemimpin saat ini -selama mereka ada- akan tetap memastikan adanya negara-negara yang tidak akan pernah berkembang dan mencapai kekuatan sebenarnya, dan telah menetapkan diri mereka sebagai agen tetap dari kekuatan dunia. Pada awal abad ke-20 Jerman menentang kerajaan Inggris dengan industrinya yang kemudian mengakibatkan terjadinya Perang Dunia I. Hal tersebut juga untuk membatasi pembentukan kekuatan global yang seimbang dan tujuannya setelah membangun dalam kurun waktu 6 tahun dan mengambil kekuatan dunia secara bersama sama untuk menghentikan kemajuannya. Uni Soviet dalam rentang waktu 20 tahun berkembang dengan cepat dan hampir 50 tahun bersaing dengan Amerika sebagai adikuasa global.
Contoh-contoh di atas memperlihatkan bahwa jika ada kemauan maka semua negara bisa melakukan indutrialisasi dan sanggup membela diri mereka sendiri, sementara itu, tanpa industrialisasi mereka akan terus jatuh dalam pengaruh kekuasaan asing. Akan tetapi, ada perbedaan penting yang harus dicatat. Banyak contoh negara-negara yang berindustrialisasi hanya bertujuan untuk menaklukkan dan menjajah kawasan lain atau menyandang status sebagai penguasa dunia.
Umat Islam yang sedang menuju industrialisasi dan perkembangan teknologi harus dibangun di atas kekuatan akidah Islam dan motivasi yang terus berjalan. Selalu berpegang teguh pada tuntunan Allah Swt dan utusan-Nya yang mulia Nabi Muhammad saw.
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah panggilan Allah dan Rasul-Nya ketika ia menyeru kamu kepada sesuatu yang memberikanmu kehidupan. Dan ketahuilah bahwa sesungguhnnya Allah membatasi antara manusia dengan hatinya, dan sesungguhnya hanya kepada-Nya-lah engkau dikumpulkan. (TQS. al-Anfal [8]: 24)
(www.mentorplus.multiply.com atau www.fikrulmustanir.blogspot.com )

IQra’ – Bacalah !!!

IQra’ – Bacalah !!!
”Tempat terbaik di dunia adalah perpustakaan
Teman terbaik bagi manusia adalah buku.”

Coba anda bayangkan kenapa mahasiswa jepang produktif? Mereka baca buku saja 5 jam tiap hari di luar jam kuliah. Jumlah buku yang terbit di Jepang tidak kurang dari 44.000 judul setiap tahun termasuk yang terjemahan. Sementara di AS 100.000 judul tiap tahun, Inggis 60.000 tiap tahun, sedangkan indonesia hanya 2.500 judul per tahun. Ini jelas menunjukkan indikasi rendahnya minat baca masyarakat kita, termasuk anak-anak, remaja dan mahasiswa. Bagaimana dengan kita ?

Sobat, bukankah wahyu pertama yang turun adalah, ”Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Menciptakan.(TQS al-’Alaq : 1). Perabanyaklah membaca buku, biasakanlah menelaah tulisan orang, dan rajin-rajinlah mencari butiran hikmah dan mutiara ilmu dari sela-sela buku, dalam setiap baris dan dalam setiap paragraf. Apa artinya waktu tanpa menelaah? Apa artinya umur tanpa membaca? Bagaimana mungkin hidup terasa manis tanpa buku? Negeri-negeri boleh saja lenyap, kerajaan-kerajaan boleh saja hancur, pasar-pasar boleh saja ditutup, rumah-rumah boleh saja ambruk, istana-istana boleh saja runtuh, kebun-kebun boleh saja musnah, harta boleh saja habis, dan orang-orang boleh saja binasa, hikmah dalam buku-buku tetap kekal, pengetahuana dalam lembaran-lembaran kertas tetap abadi, ilmu dalam karangan-karangan tetap bertahan, dan peninggalan pengetahuan tetap langgeng. Para Nabi tidak mewariskan harta melainkan mereka mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambil warisan para nabi, ia telah mengambil harta yang banyak.

Sobat, sebaik-baik teman bagi manusia adalah buku. Membaca pemikiran para tokoh sangatlah menyenangkan. Orang yang banyak membaca buku tidak canggung saat berbicara di atas podium. Orang yang bertemankan buku akan beroleh kemuliaan. Setiap kali membaca buku pasti mendapatkan ilmu. Petikan-petikan hikmah yang diperoleh dari buku adalah harta yang tak ternilai harganya.

Sobat, berteman dengan buku bisa melindungi anda dari kejahatan para penguasa, menjaga anda dari kedzaliman para tiran, memelihara anda dari penganiayaan orang-orang yang keji, membentengi anda dari keburukan orang yang dengki, makian si pemaki, celaan si pencela, ketengikan si bakhil, kesesatan si dungu, keusilan si penggunjing, dan kekasaran si pandir.

Sobat, bacalah! Salinlah ilmu dalam lembaran hati anda.Tulislah kata-kata penuh hikmah di atas lembaran jiwa anda. Bekalilah diri anda dengan pengetahuan sebanyak-banyaknya supaya anda bisa melihat kerajaan langit dan bumi. Pada saat anda menyendiri bertemankan buku, di depan anda terbentang bentangan zaman dan hamparan waktu dalam goresan-goresan tinta di atas buku yang sedang Anda baca. Ketika itu anda mendapatkan banyak hikmah dan pelajaran, mengamati berbagai pengalaman dan melihat berbagai keajaiban, yang bisa anda jadikan sebagai bahan pelajaran dalam menyusuri kehidupan. Jangan pernah berhenti membaca dalam kehidupan ini. Salam dahsyat dan luar biasa! ( www.mentorplus.multiply.com atau www.fikrulmustanir.blogspot.com , Spiritual Motivator – N.Faqih Syarif H )

Bahaya Hutang Luar Negeri

LEMBAGA KEUANGAN : Utang seperti Permen Loli…

Utang yang dianggap ”pahala” oleh banyak pemerintah negara berkembang karena ”dipercaya oleh kreditor berarti kita kredibel” sebenarnya menuai bencana. Bisnis lembaga keuangan internasional pada dasarnya adalah memasarkan uang untuk mengeruk lebih banyak uang. Dampak bukan urusan mereka.
Suara-suara seperti itu digemakan para aktivis dari India, Banglades, Indonesia, Filipina, Thailand, Vietnam, dan Sri Lanka dalam forum Asian People’s Movement Against ADB di Denpasar, Bali, Sabtu (2/5) dan Minggu (3/5). Di tempat terpisah juga berlangsung People’s Tribunal yang menghadirkan korban ’pembangunan’ proyek-proyek yang didanai Bank Pembangunan Asia (ADB) dari berbagai negara di Asia.
”Tak ada negara yang menjadi sejahtera karena utang,” ujar Gantam Bangyopadhyay dari Nadi Ghati Morcha, yang bekerja untuk masyarakat adat di Chhattisgarh, India.
Menghancurkan

Di Asia Selatan pada umumnya, lanjut Gantam Bangyopadhyay, ADB mendanai proyek-proyek besar agroindustri dan menggunakan benih transgenik yang mengancam kedaulatan benih komunitas.
ADB juga membiayai pembangunan infrastruktur. Di Indonesia, salah satu rencana megaproyek yang didanai ADB adalah pengembangan jalan regional, konon akan disetujui Februari 2010. Menurut Titi Suntoro, Koordinator Advokasi Jaringan Forum NGO mengenai ADB, proyek itu mencakup Kalimantan Barat sepanjang 1.300 kilometer koridor jalan, Kalimantan Timur 600 kilometer, Jawa bagian selatan 1.700 kilometer dan perbaikan serta pelebaran dua-tiga meter, serta pembuatan jalan baru dan jalan tol.
Ravindranath dari River Basin Friends, India, menambahkan, proyek-proyek bendungan raksasa di India yang dibiayai ADB telah menggusur 300.000 keluarga. Mereka harus pindah sejauh 9 kilometer dari lokasi asal dan setiap pemindahan membuat orang dijauhkan dari sumber kehidupan dan penghidupannya, sekaligus tercerabut dari ikatan-ikatan sosial-budaya.
Siti Maemunah dari Jaringan Advokasi Tambang memaparkan, proyek industri ekstraktif gas Tangguh yang didanai ADB sekitar 350 juta dollar AS atau sekitar Rp 3,6 triliun menyebabkan 110 kepala keluarga atau 551 penduduk terusir dari tempat asalnya di Tanah Merah, Papua, dan harus menyingkir sekitar 3,5 kilometer. Itu hanya salah satunya.
Di sektor kelautan dan kehutanan yang didanai ADB mulai tahun 1970-an, menurut Riza Damanik dari Koalisi untuk Keadilan Perikanan, telah menjauhkan sedikitnya 5 juta hektar laut pada 29 kawasan konservasi laut dari jangkauan nelayan tradisional. Industri tambak udang telah menyebabkan 4,2 juta hektar hutan bakau menyusut menjadi 1,9 hektar pada tahun 2008.
”Sedikitnya Rp 648 miliar menjadi beban utang negara setiap tahun hingga tahun 2013,” sambung Dani Setiawan dari Koalisi Anti Utang. ADB juga membiayai proyek-proyek perkebunan sawit yang menghancurkan hutan dan keragaman hayati.
”Sejak tahun 1991, proyek- proyek ADB di Kamboja telah menyebabkan masalah besar bagi masyarakat Kamboja di daerah pesisir,” tambah Om Savath dari Fisheries Action Coalition Team, Kamboja. Hal yang sama dipaparkan Dinna L Umengan dari Tambung Development, Filipina.
ADB, seperti halnya Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF), menurut Ravindranath, terus berupaya melakukan kontrol melalui reformasi hukum di suatu negara.
”Itu cara paling sistematis untuk menguasai kita,” tambah Gantam Bangyopadhyay.

Tangga dipotong

Menurut Gantam Bangyopadhyay, cara yang digunakan lembaga-lembaga pemberi utang sudah semakin canggih. Mereka memakai istilah sustainable development, human rights, dan lain-lain, tetapi dengan definisinya sendiri.
”Pembangunan versi mereka adalah menghancurkan alam, ekosistem, dan masyarakat kita. Kepedulian mereka palsu,” sergah Taslima Islam Shorini dari Asosiasi Ahli Hukum Lingkungan Banglades.
Menurut Bart Edes, Kepala NGO dan Civil Society Center ADB, Safeguard Policy ADB telah mencakupi perlindungan lingkungan dan masyarakat adat, juga involuntary resettlement bagi mereka yang tanahnya terkena proyek jalan raya.
Toh, utang tetap saja membuat suatu bangsa kehilangan harga diri dan posisi tawarnya terhadap negara-negara pemegang saham tertinggi dalam lembaga-lembaga keuangan multilateral, kata Taslima.
Utang dibuat negara berkembang untuk ’mengatasi ketertinggalannya dari negara maju’, suatu pandangan tentang ’pembangunan’ yang didefinisikan sepihak oleh negara maju. ”Pembangunan di negara berkembang itu seperti orang naik tangga. Begitu mau naik, anak tangganya dipotong. Begitu terus,” ujar Don Marut dari International NGO Forum on Indonesian Development (INFID).

Namun, tawaran utang tetaplah menggiurkan. Seperti permen loli, manis, tetapi membuat haus menetap yang berpotensi memunculkan berbagai penyakit berbahaya.
Seperti kata Taslima, ”Ketika pemerintah sadar bahwa utang menjerumuskan, kita sudah kehilangan semuanya….( Kompas online; Senin, 4 Mei 2009 | 04:22 WIB )
(www.mentorplus.multiply.com dan www.fikrulmustanir.blogspot.com)

Demokrasi Sistem Kufur

Demokrasi Sistem Kufur

Sungguh mengherankan ketika ada penulis yang mengklaim aktivis dakwah dalam sebuah situs Islam menyatakan demokrasi adalah milik umat Islam yang dicuri oleh Barat. Na’ûdzubillâh!

Pandangan menyesatkan seperti ini biasanya muncul karena keliru dalam memahami fakta demokrasi atau sekadar mencari-cari legitimasi (alasan) untuk membenarkan tindakan keliru yang selama ini mereka lakukan.

Demokrasi, misalnya, dilihat hanya sekadar pemilihan kepala negara (pemimpin) oleh rakyat; atau hanya proses pengambilan keputusan yang sama dengan musyawarah; atau sekadar kebebasan untuk mengungkapkan pendapat dan mengkritik penguasa. Dari situ muncul anggapan bahwa demokrasi tidak bertentangan dengan Islam.

Kita seakan-akan melupakan, bahwa demokrasi adalah sebuah sistem politik yang muncul dari akidah sekularisme dengan prinsip-prinsip pokoknya yang bertentangan dengan Islam. Demokrasi merupakan istilah Barat, yang oleh presiden AS Abraham Lincoln dalam pidato Gettysburg (1863) dikatakan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Prinsip pokok demokrasi yang paling mendasar adalah kedaulatan rakyat. Suara rakyat dianggap sebagai sumber hukum (source of law) yang paling pokok dan paling tinggi. Karena itu, kebenaran harus didasarkan pada suara mayoritas rakyat. Rakyat mempunyai otoritas mengangkat dan memberhentikan pemimpin. Rakyat juga berhak membuat peraturan dan UU karena mereka adalah pemilik kedaulatan melalui wakil-wakil mereka di parlemen. Berdasarkan prinsip penting ini perkara yang benar dan salah kemudian ditentukan oleh suara manusia atas nama suara rakyat atau suara mayoritas.

Berdasarkan prinsip kedaulatan rakyat ini kemudian dibangun sistem berikut mekanismenya. Dibuatlah sistem Pemilu regular untuk memilih pemimpin dan wakil rakyat. Terdapat lembaga parlemen yang diklaim merupakan representasi rakyat, mekanisme pengambilan keputusan di parlemen yang berdasarkan suara terbanyak, pembagian kekuasaan yang dikenal dengan trias politika dan mekanisme koreksi lewat partai-partai politik. Semua itu dibangun untuk mewujudkan kedaulatan rakyat.

Dalam Islam sangat jelas bahwa kedaulatan bukanlah di tangan rakyat, tetapi di tangan syariah. Sumber hukum satu-satunya (mashdar al-hukmi) adalah al-Quran dan as-Sunnah. Allah Swt. berfirman:

فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ

Jika kalian berselisih paham dalam suatu perkara, hendaklah kalian merujuk kepada Allah (al-Quran) dan Rasul-Nya (as-Sunnah) (QS an-Nisa’ [4]: 59).

Dengan berpegang teguh pada dua perkara ini kita tidak akan tersesat. Inilah yang disabdakan Rasulullah saw.:

تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا: كِتَابَ اللهِ وَسُنَّتِيْ

Aku meninggalkan untuk kalian dua perkara dan kalian tidak akan sesat selama berpegang teguh pada keduanya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku (HR al-Hakim).

Karena itu, demokrasi dengan Islam bertolak belakang. Perbedaan secara mendasar demokrasi dengan Islam dilihat dari sumber kedaulatan ini.

Memang, baik dalam Islam maupun demokrasi, rakyatlah yang memilih kepala negara. Namun, syarat kepala negara dalam sistem demokrasi dan Islam berbeda. Dalam Islam, misalnya, di antara syarat kepala negara adalah wajib beragama Islam dan laki-laki. Sistem demokrasi tentu tidak mensyaratkan hal itu. Dalam demokrasi, pemimpin dipilih secara rutin lewat Pemilu reguler. Sebaliknya, dalam Islam, selama pemimpin (khalifah) masih memenuhi syarat in’iqâd (pengangkatan) yang hukumnya wajib, juga selama tidak melakukan penyimpangan dalam bentuk kufr[an] bawah[an] (kekufuran yang nyata), ia tidak boleh diganti. Dalam Islam terdapat kewajiban untuk menaati pemimpin selama dia tidak menyimpang dari hukum syariah.

Syura dalam sistem Islam juga berbeda dengan demokrasi. Kata Syaikh Abdul Qadim Zallum (1990), “Demokrasi bukanlah syura, karena syura artinya adalah meminta pendapat (thalab ar-ra’y). Sebaliknya, demokrasi adalah suatu pandangan hidup dan kumpulan ketentuan untuk seluruh konstitusi, undang-undang dan sistem (pemerintahan).”

Jelas, dilihat dari sejarah kemunculan sistem demokrasi yang berasal dari Barat, prinsip pokok, berikut mekanisme yang ada di dalamnya, demokrasi tidak ada hubungannya dengan Islam. Sistem ini bahkan bertentangan 100 persen dengan sistem Islam. Sistem ini tidak lain merupakan sistem kufur.

Dalam Islam tasyabbuh (menyerupai, meniru-niru) orang-orang kafir jelas diharamkan. Apalagi meniru dan mempraktikkan sistem ideologi mereka yang kufur. Berkaitan dengan ini, Syaikh Ali Belhaj (pemimpin senior FIS Aljazair) dalam bukunya, Ad-Damghah al-Qawwiyah li Nasfi ‘Aqîdah ad-Dimuqrathiyah, mengutip pernyataan Sayyid Qutb tentang haramnya tasyabbuh ini. Sayyid Quthub mengatakan, “Rasulullah melarang kaum Muslim ber-tasyabbuh dalam pakaian dan penampilan, gerak dan tingkah-laku, perkataan dan adab. Sebab, di balik semua itu terdapat perasaan batin yang membedakan konsep, manhaj dan watak jamaah Islam dengan konsep, manhaj dan watak jamaah lainnya. Rasulullah juga melarang kaum Muslim untuk menerima(hukum/aturan/ideologi) selain dari Allah Swt. Padahal manhaj yang Allah berikan kepada umat ini adalah untuk diwujudkan di muka bumi.” [Farid Wadjdi]

Dare To Fail

Dare To Fail
Gagal mah biasa, Yang luar biasa adalah bangkit,bangkit dan bangkit!

Sobat, kegagalan itu adalah awal dari kesuksesan, semakin sering kita gagal, maka semakin tahu kita cara memperoleh sukses karena mau belajar banyak dari kegagalan. Sebaliknya kalau kita takut gagal maka bisa jadi tidak berani mencoba maka pasti juga tidak akan pernah tahu cara memperoleh sukses. Jika kita mengalami kegagalan dalam suatu proyek ingatlah yang gagal hanya proyek itu bukan berarti kegagalan seluruh hidup kita. Bukankah ketika kita masih kecil belajar naik sepeda sering jatuh, begitu jatuh bangun lagi belajar naik sepeda lagi, jatuh, bangun lagi!, jatuh, bangun lagi! dan akhirnya kita bisa naik sepeda. Kegagalan itu hanya menyakitkan pada awalnya, tetapi setelah itu justru mengandung hikmah yang banyak. Kita akan tahu lebih banyak tentang bagaimana caranya memperoleh keberhasilan.

Sobat, ini bukan hanya retorika belaka. Tapi sudah banyak dibuktikan oleh para tokoh-tokoh dunia yang sukses di bidangnya masing-masing sebut aja misalnya, Rasulullah Muhammad Saw pantang menyerah untuk membebaskan manusia dari penghambaan terhadap manusia, hawa nafsu dan dunia dengan hanya tunduk dan menghamba kepada Allah Swt , Thomas Alva Edison ketika menemukan bola lampu listrik ia telah melakukan ujicoba dan mengalami kegagalan 9999 kali dan dia tidak pernah menyerah, Nelson Mandela, Colonel Sander ketika mengawali bisnis di tolak 1009 kali tapi dia pantang menyerah kalau tidak ,KFC tidak akan menyebar di 7500 tempat di berbagai negara, Sylvester Stallone-Untuk memasarkan Rocky dia ditolak 1855 kali. Walt Disney mengajukan proposal “Disneyland” kepada bank-bank di Amerika Serikat ia ditolak sebanyak 302 kali. Sebelum menemukan elemen radium, penelitian Marie Curie gagal sebanyak 48 kali. “Sesungguhnya perlu 100 tahun lagi untuk menemukan elemen ini, dan selama saya masih hidup saya tidak akan menghentikan penyelidikan ini”.

Sobat, kesimpulan atau benang merah ketika kita membaca biografi orang-orang sukses mereka semua adalah orang-orang yang memiliki daya juang serta mental juara – pantang menyerah. Mengapa banyak orang gagal? Tidak ada tujuan hidup, tidak pernah mencatat tujuan, tidak bertanggung jawab atas tindakannya, banyak rencana tanpa tindakan, tidak yakin untuk sukses, malas, salah berteman, manejemen waktu lemah, kurang pengembangan diri, tidak ada komitmen untuk sukses, kurangnya hubungan antar manusia, udah bodoh sombong lagi!

Sobat, orang sukses diridhai Allah karena keimanannya,diridhai keluarga karena kasih sayangnya, diridhai manusia lain karena budi pekertinya, diridhai masyarakat karena jasa-jasanya.

Sobat, diantara akhlak orang yang sukses adalah selalu optimis, tidak pernah putus asa, berusaha memperbaiki kesalahan, mampu keluar dari krisis, dan bisa merubah kerugian menjadi keuntungan.
Sobat, Bagaimana kiat meniti jalan sukses itu?
1. Pahami hakekat diri
2. Buang believe yang salah dan kontraproduktif
3. Tingkatkan valensi diri, tetapkan arah dan tujuan.
4. Tancapkan doa, optimalkan ikhtiar, sertakan tawakkal.
5. Masuklah dalam lingkungan yang kondusif.
6. Bila belum dapati sukses, ingatlah HU=Hut + Te , Apa maksudnya Hasil usaha itu sama dengan hasil usaha yang tampak dijumlahkan dengan tabungan energi. Artinya kalau kita sudah mengeluarkan energi positif kapanpun, di mana pun kita berada maka kita ndak perlu kuatir. Kalaupun hasil usaha yang tampak sedikit maka yakinlah oleh Allah masih disimpan dalam bentuk tabungan energi positif dan bakalan cair pada saat yang tepat dan memang kita butuhkan.
Salam Dahsyat dan Luar Biasa! Never Give Up! ( www.mentorplus.multiply.com atau www.fikrulmustanir.blogspot.com , N.Faqih Syarif H – Spiritual Motivator )

Tanggung Jawab Negara Terhadap Pendidikan

Tanggung Jawab Negara Terhadap Pendidikan???

Oleh: Wijaya Kurnia Santoso

Ujian Nasional (UNAS) yang menentukan lulus tidaknya siswa mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga SMA sudah dan akan digelar. Ujian Nasional yang kini telah berganti nama menjadi Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) untuk tingkat atas (SMA) digelar mulai senin kemarin yakni 20 April sampai tanggal 24 April, sedangkan untuk SMP UASBN akan digelar seminggu setelah UASBN SMA yaitu tanggal 27 April. Untuk Sekolah Dasar (SD) Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) baru akan dilaksanakan pada tanggal 11 Mei 2009. Banyak sekali pro – kontra yang mewarnai UASBN ini pada setiap tahunnya, dari masalah nilai standar kelulusannya yang pada setiap tahunnya itu naik, dan pada tahun ini nilai standar kelulusanya adalah 5,5. Selain masalah standar nilai kelulusan, masalah yang sering mewarnai pelaksanaan Ujian Nasional ini setiap tahunnya adalah masalah keuangan yang harus dibayar siswa menjelang pelaksanaan Ujian Nasional ini. Sebagai contoh adalah “seorang ibu yang bernama Anik Setyowati, yang merupakan seorang buruh cuci yang penghasilannya hanya Rp. 250.000,- per bulan, harus datang ke SMA PGRI Lawang jum’at (17/4) dengan menangis dan bahkan bersimpuh depan loket Tata Usaha (TU) untuk memohon kompenasi dari pihak sekolah, karena putranya, Eko prasetyo, terancam tidak bisa ikut Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) disebabkan belum melunasi uang Ujian Nasional (UNAS) sebesar Rp. 485.000,-“. (Surya/17 April 2009)

Adanya fakta yang terungkap di atas adalah seperti fenomena gunung es, dimana sebenarnya masih banyak lagi para siswa yang mengalami nasib yang sama yaitu mereka terancam untuk tidak bisa ikut Ujian Akhir Nasional (UNAS) disebabkan karena tidak dapat membayar biaya untuk ujian tersebut. Sungguh sangat memilukan bagi kita semua apabila ada siswa yang tidak bisa ikut Ujian Nasional hanya dikarenakan gara-gara tidak bisa membayar biaya untuk ujian. Mana tanggung jawab Negara ???. Bukankah Anggaran Belanja Negara ini mengalokasikan 20% dari anggarannya untuk biaya pendidikan ??. Maka apabila Negara ini benar-benar menganggarkan 20% dari APBN (Anggaran Pengeluaran Belanja Negara) untuk biaya pendidikan maka masalah seperti ini mungkin tidak akan terjadi, ataukah memang pihak sekolah yang sengaja tetap menarik iuran dari para siswanya untuk biaya ujian. Memang banyak sekolah – sekolah yang membebankan biaya untuk para siswa tahap akhir (siswa kelas 3), tapi memang biasanya bukan biaya untuk UNAS, melainkan merupakan biaya lainnya, seperti perpisahan dan wisuda para siswa yang lulus nantinya, serta tanggungan – tangungan lain tentunya. Sebenarnya biaya –biaya seperti itu (biaya perpisahan dan biaya wisuda) tidak terlalu penting untuk dilaksanakan, tapi yang jadi masalah adalah bawasannya prosesi – prosesi yang sering dilakukan itu seakan menjadi tradisi dan ritual wajib yang harus dilaksanakan bagi para siswa yang lulus dan siswa yang harus menanggung biaya prosesi – prosesi di atas. Walaupun prosesi – prosesi di atas tidak dilakukan maka seharusnya tidak berpengaruh apa – apa pada siswa dan tanpa prosesi – prosesi tersebut ijazah pun masih bisa didapat. Tapi masih tetap ada saja sekolah yang tetap menarik iuran para siswanya untuk biaya UNAS, karena pihak sekolah merasa bahwa dana yang diberikan pemerintah untuk pelaksanaan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) tidaklah mencukupi. Dana subsidi UASBN tahun ini dari pemerintah yaitu sebesar Rp. 25.000,- per siswa untuk tingkat SMP dan Rp. 30.000,- per siswa untuk tingkat atas (SMA) dirasa oleh pihak sekolah tidaklah mencukupi, hal ini disebabkan karena selain siswa harus mengikuti UNAS atau UASBN maka siswa harus juga mengikuti ujian – ujian lain, seperti ujian sekolah maupun ujain praktik. Dana subsidi UASBN dari pemerintah itu juga kurang untuk membiayai pelaksanaan UASBN karena sekolah harus menaggung biaya teknis lain untuk pelaksanaan UNAS ini seperti biaya untuk konsumsi dan transportasi bagi para pengawas UASBN. Jadi seharusnya pemerintah harus tanggap dengan keadaan yang terjadi sebenarnya di lapangan, jangan malah siswa yang dibebankan untuk menanggung biaya tersebut. Bukan hanya untuk biaya UNAS tapi seharusnya pemerintah bertanggung jawab penuh akan hak dasar yakni pendidikan bagi setiap warganya. Karena hanya dengan orang –orang yang cerdas dan berpendidikan bangsa ini bisa maju dan terlepas dari berbagai keterpurukan yang melanda bangsa selama ini dan Negara ini pun tidak lagi menjadi jongos para Negara adidaya. Mewujudkan pendidikan yang murah atau bahkan gratis serta berkualitas harusnya menjadi tanggung jawab Negara, dan Negeri tercinta ini bisa mewujudkan pendidikan seperti itu, asalkan kekayaan alam yang melimpah harus dikelola secara mandiri oleh Negara. Seandainya tanbang emas di Papua (Freport) dan tambang minyak di Blog Cepu dikelola secara mandiri oleh bangsa ini maka jangankan pendidikan gratis bahkan kesehatanpun bisa digratiskan oleh Negara.

Jadi tidak akan ada lagi kasus gagal ujian karena terganjal masalah ekonomi dan tidak akan lagi ada anak yang putus sekolah walaupun mereka berasal dari keluarga yang kurang mampu sekalipun, hal ini bisa diwujudkan asalkan Negara benar – benar peduli dengan hak dasar rakyatnya yakni pendidikan. Maka tidak akan ada ibu yang menangis karena dipaksa membayar biaya UNAS atau biaya sekolah.
( Mhs Unesa Peserta Mentor FM Plus, www.mentorplus.multiply.com )

Jangan Lupa Penawaran!

“Siapa menanam, dia menuai,” demikian kata sebuah pepatah. Pepatah ini mungkin sudah sering kita dengar dan sampai saat ini tetap kita akui kebenarannya.

Hukum menanam dan menuai adalah hukum alamiah. Seorang petani tak bisa langsung panen kalau belum pernah menanam. Begitupun anda sebagai internet marketer, anda akan sulit mendapatkan pembeli bila tak pernah melakukan penawaran.

Ciri marketer sukses adalah rajin membuat penawaran. Ia rajin membuat rencana marketing dan meng-ACTION-kannya untuk mendapat pelanggan baru.

Memang marketer profesi yang memerlukan konsep. Anda tak bisa bekerja sembarangan, tapi harus dengan rencana yang jelas. Dan berbagai perencanaan marketing itu pada akhirnya berujung pada penawaran. Penawaran harus masuk dalam segenap aktivitas anda karena ini menyangkut denyut nadi bisnis internet anda.

Banyak orang menganggap remeh aktivitas menawarkan. Padahal penawaran adalah inti bisnis apapun. Tanpa ada penawaran, permintaan sulit untuk datang. Tanpa penawaran, konsumen tak akan pernah tahu apa yang anda pasarkan.

Tidak sedikit juga yang malu untuk menawarkan sesuatu. Padahal sama sekali tak ada yang memalukan dengan aktivitas tersebut. Kegiatan tersebut sangat biasa. Tak ubahnya saat anda masih kecil dan merengek-rengek pada orangtua untuk membelikan balon atau mengajak berlibur ke suatu tempat. Seperti juga saat orangtua mengiming-imingi membawakan oleh-oleh untuk anak yang akan ditinggalnya keluar rumah.

Kembali ke penawaran, bagaimana cara menawarkan?

Ada beberapa kegiatan yang bisa anda tempuh untuk melakukan penawaran. Yang paling lazim di bisnis internet adalah dengan membuat landing page, mengirim email marketing, lewat review blog seperti dilakukan DjengTaTha, dan beriklan. Di luar itu, promosi offline patut pula dicoba.

Menawarkan produk adalah kegiatan yang harus diprioritaskan oleh setiap marketer. Mereka boleh sibuk melakukan berbagai kegiatan, tapi membuat penawaran tidak boleh ditinggalkan.

Kalau bisa setiap aktivitas yang dijalankan, disisipi pesan penawaran. Misalkan saja saat sedang mengirim email dengan teman, tak ada salahnya menyisipkan produk-produk yang anda promosikan. Atau bisa juga saat SMS-an, mencantumkan alamat blog atau situs web anda. Bisa pula saat ngobrol bersama teman, anda ceritakan bisnis yang anda jalankan. Sederhana kan?

Prioritaskan aktivitas marketing. Sekalipun rasanya kegiatan itu bentuknya sepele seperti di atas, namun saya yakin hasilnya mendatangkan keuntungan luar biasa.

Anda tak perlu khawatir kegiatan anda akan sia-sia. Seorang petani tak pernah khawatir tanamannya mati jika merawatnya dengan baik. Anda juga harus yakin penawaran anda akan berhasil. Asal anda melakukannya dengan baik, penawaran anda pasti berhasil. Ada ribuan calon pelanggan menunggu penawaran anda. Buatlah penawaran terbaik dan yakinlah mereka segera menjadi pelanggan setia anda.

Salam ACTION!

(www.mentorplus.multiply.com atau www.fikrulmustanir.blogspot.com )

akhmadyusuf.blogspot.com

Membuka Usaha dengan modal Bersedekah

Membuka Usaha dengan modal Bersedekah

Sobat, memberi sedekah akan membuat kita terbiasa memberi bantuan kepada orang lain. Bersedekah adalah penolak bala, pelipat ganda rezeki dan penyubur pahala. Di dalam lintasan sejarah umat manusia, tidak ada orang yang jatuh miskin karena gemar bersedekah. Bersedekah itu sobat, tidak usah menunggu mapan atau kaya. Bersedekahlah dengan apa pun sesuai kemampuan. Silahkan sobat baca bukunya Ust. Yusuf Mansur “Keajaiban sedekah” Yusuf Mansur pernah menjelaskan dan beliau juga telah membuktikan bahwa setiap sedekah akan dibalas minimal 10 kali lipat. Jika setiap bulan Anda bersedekah satu juta rupiah. Tuhan akan membalasnya 10 juta rupiah. Silahkan cek pendapatan bulan lalu dan berapa banyak uang yang sudah anda sedekahkan.
Sobat, tabungan yang anda masukan dalam “rekening Tuhan” menghasilkan berkah yang seringkali datangnya tak disangka-sangka.
Ada teman penulis, seorang pengusaha dari Palangkaraya namanya Rizky Mahendra punya prinsip mengelola keuangan yang berbasis sedekah juga. Dia sebut dengan istilah Empat D (Disiplin) : Disiplin 10 % untuk Infaq /sedekah, 20% untuk saving, 30 % untuk investasi dan pengembangan diri, 40% untuk biaya hidup sehari-hari. Dan itu dia lakukan dengan disiplin sejak dia mengawali usaha dari nol hingga seperti saat ini dia tetap istiqomah. Kami pun sering juga membuktikan justru pengeluaran kami tiap bulan dicukupi oleh dana atau harta yang kita infaqkan dengan hasil 10 kali lipat yang datangnya tidak disangka-sangka. Subhaanallah.
Sobat, tapi jangan lupa itu semua harus dilandasi dengan keikhlasan. Dengan kata lain memberi sedekah bukan karena ingin dipuji atau ingin uangnya berlipat ganda. Kalau niatannya itu, bersiaplah menemui kekecewaan. Sedekah harus dilakukan seikhlas mungkin yaitu karena Allah Swt. Niatkanlah bahwa kita bersedekah hanya mengharap ridho-Nya dengan berusaha membantu orang yang membutuhkan. Apapun yang dilakukan dengan ikhlas dan sesuai dengan aturan-Nya pasti akan memiliki kekuatan yang dahsyat dan luar biasa.
Sobat, Allah telah berjanji dan memberikan garansi kepada hambanya yang patuh dan mengikuti aturan-Nya maka akan mengalami keberkahan hidup.
Allah berfirman :

“ Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” (TQS .Thaha:123)

Sobat, hal-hal apa saja yang mendatangkan keberkahan hidup? Diantaranya :
1. Membaca dan mengamalkan Al-qur’an.
2. Iman, Takwa dan Tawakkal lepada Allah.
3. Banyak berdzikir dan beristighfar.
4. Mengambil harta yang halal dan menjauhi yang subhat.
5. Banyak berinfak dan bersedekah
6. Berbakti kepada kedua orang tua, menyambung tali silaturrahmi, berlemah lembut dan berakhlak mulia.
Sobat, sebagai penutup dari tulisan singkat ini. Ingatlah dan yakinlah bahwa Allah pasti akan mencukupkan orang yang bertakwa dengan memberi keberkahan di dalam rezekinya. Sebagaimana firman Allah :
” Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar; dan memberi rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (TQS. Ath-Thalaq:2-3).
(www.mentorplus.multiply.com atau www.fikrulmustanir.blogspot.com , Spiritual Motivator – N.Faqih Syarif H )

akhmadyusuf.blogspot.com

Kekuatan Motivasi dan Pentingnya Memotivasi Diri

Kekuatan Motivasi dan Pentingnya Memotivasi Diri
Motivasi merupakan dorongan yang timbul pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi memiliki peranan yang sangat vital dalam kehidupan. Tanpa adanya motivasi. Orang tidak akan bergerak melakukan sesuatu. Motivasi juga merupakan penggerak awal dari setiap aktivitas seseorang dalam hidupnya. Orang yang sedang termotivasi akan mudah digerakkan dan diarahkan. Sementara orang yang bekerja karena terpaksa maka hasilnya tidak akan sesuai dengan yang diharapkan. Manusia berbeda dengan binatang yang bisa dicambuk dan disuruh dengan paksaan. Manusia adalah makhluk yang bergerak atas motif-motif tertentu yang ada dalam dirinya.
Menurut An-Nabhanny ada tiga dorongan ketika manusia melakukan perbuatan :
1. Dorongan Materi ( al-quwwah al-madiyyah) : Memotivasi manusia dengan janji-janji kenaikan gaji, peningkatan bonus, dapat mobil, dapat trip perjalanan ke luar negeri dan motivasi lainnya yang bersifat materi. Ini adalah motivasi yang paling rendah karena sifatnya sesaat dan bukan jangka panjang mudah sekali drop atau loyo kalau tidak terpenuhi.
2. Dorongan Emosi ( al-quwwah al-ma’nawiyah): Ada lagi motivasi yang jauh lebih kuat dan efektif dari sekedar materi yaitu motivasi karena dorongan emosi dan perasaan. Di mana ada alasan emosional yang cukup kuat dan menyentuh perasaan kenapa dia harus berubah dan bertindak.
3. Dorongan Spiritual ( al-quwwah ar-ruhiyyah ) : Ada lagi motivasi yang paling kuat dan lebih bertahan lama dan bersifat jangka panjang. Motivasi ini datang dari keyakinan dan nilai-nilai yang dianut seseorang. Sebagai seorang muslim, sudah pasti ayat –ayat Al-Qur’an dan al-hadits akan menjadi motivator utama kita dalam mengarungi kehidupan.

“ Al Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini”
(TQS. Al-Jatsiyah (45) : 20).

Sobat, ketika seseorang itu melakukan sesuatu di mana dorongan hanya semata-mata materi saja maka akan mudah sekali putus asa jika apa yang ia inginkan berupa materi tidak tercapai. Seorang calon bupati di kabupaten ponorogo jawa timur yang ikut bertarung di pilkada tahun 2008 kemarin yang telah menghabiskan dana sekitar 9 Milyar dan ternyata kemudian gagal maka dia stress dan akhirnya masuk rumah sakit jiwa, ada juga calon gubernur yang juga sudah habis puluhan milyar dan meninggalkan jabatan bupatinya yang masih dua tahun masa jabatannya demi meraih kursi gubernur dan ternyata gagal maka apa yang terjadi? stress dan sekarang kena stroke.

Seorang Ibu Rumah tangga yang alumni IPB, Ir. Tri Mumpuni Wiyatno bersama suaminya telah berkeliling nusantara melalui program Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro (PLTMH). Hanya satu Visi dan Misi yang Ia bawa, ”Hidup Ini untuk Ibadah dan Memajukan serta memberdayakan umat”. Dia menerangi desa dalam arti sebenarnya. Melalui kegigihannya dan PLTMH ini sudah lebih dari 100 desa miskin di Indonesia dapat menikmati listrik yang bertenaga air yang ramah lingkungan. Targetnya, dalam sepuluh tahun ke depan, minimal separuh desa di indonesia akan mengalami kemajuan dan bisa memanfaatkan programnya yang bersifat jangka panjang tidak hanya PLTMH tetapi berlanjut dengan pemberdayaan masyarakat desa. Mereka diajari untuk mengelola listrik desa, ada yang bagian perawatan, bagian menajemen keuangan dari hasil iuran warga, diajari juga kemandirian ekonomi, kewirausahaan sesuai dengan potensi desa masing-masing sehingga listrik swakelola desa ini berdampak ganda tidak hanya desa jadi terang tapi kesejahteraan masyarakat desa juga meningkat. Ketika di tanya ,”Apa tidak banyak hambatannya?” Beliau menjawab , ”Pasti segala sesuatu itu ada hambatannya, tapi yakinlah suatu niat yang baik semata-mata hanya berharap kepada-Nya pastilah Allah akan menolong kita. Kita harus pandai bersyukur kepada Allah. Cara bersyukur saya adalah dengan berbagi bersama orang lain yang tidak punya. Yang saya pegang dalam hidup ini ada tiga poin . Pertama. Orang yang berbagi rezki itu, pasti tambah kaya. Kedua.Orang yang berbagi ilmu itu pasti tambah pintar. Ketiga. Orang yang berbagi senyum itu pasti akan bertambah kebahagiaannya. Dalam sebuah perbuatan itu adalah istiqomah, dan kita ikhlas melakukannya. Apa yang saya kerjakan dalam program ini sangat komplek permasalahannya. Tapi saya jalani dengan penuh kenikmatan. Apa pun yang menghadang di depan saya akan saya hadapi. Sebagai umat Islam kerja keras adalah sunnatullah yang harus kita kerjakan. Sekali lagi kerja keras, kerja cerdas dan kerja Ikhlas. Jangan pernah meragukan pertolongan Allah. Binatang saja rezekinya dijamin oleh Allah itu kan termaktub dalam al-qur’an.” Pesan Bu Mumpuni dengan begitu semangat.
Ada lagi contoh dan teladan akan kekuatan motivasi spiritual, diantaranya adalah Ustad. Fadlan dengan penuh semangat dakwah yang luar biasa dia mendakwahkan Islam di Pedalaman Irian Jaya atau Papua di mana kalau di jawa mungkin para da’i dilempar dengan amplop tetapi beliau dilempar dengan ratusan anak panah dan salah satu tubuhnya ada yang terkena tusukan anak panah yang beracun. Tapi beliau tetap berjuang dengan istiqomah sekarang dengan bantuan para aghniya’ di jakarta dan kota-kota besar lainnya di Jawa melalui gerakan badan waqaf Al-Qur’an telah banyak suku-suku pedalaman di Papua yang masuk Islam bahkan sudah ada lebih 500 masjid yang dibangun. Subhaanallah , para pejuang 10 November 1945 Arek-arek Suroboyo dengan pekikkan Takbir Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Hanya dengan persenjataan bambu runcing melawan tentara sekutu dengan persenjataan perang yang lengkap mereka berhasil menang bahkan jendral Malaby tewas. Apakah dorongan mereka karena kepingin disebut pahlawan atau ingin tanda jasa penghargaan dari pemerintah atau apalagi materi atau harta benda? Bukan tetapi dorongan utama bahwa mengusir penjajah adalah jihad fi sabilillah dan kalaupun mati. Insya Allah adalah mati syahid itulah yang diserukan oleh para ulama-ulama yang juga ikut berperang dengan laskar Hizbullahnya yang dipimpin oleh ulama besar Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari yang terus menerus memompakan semangat kepada para pejuang kita saat itu.Contoh lainnya, kita bisa dilihat pada motivasi para sahabat ketika bersama Rasulullah Saw pergi berjihad ke medan perang Badar. Jumlah kaum muslimin waktu itu hanya 300 lebih beberapa puluh orang saja, sedangkan jumlah kamu kafir Quraisy lebih dari 1000 orang. Kalau bukan karena dorongan Iman dan kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya pasti akan lari tunggang -langgang.
Sobat, dari kisah di atas menjadi jelas bahwa memotivasi diri menjadi hal yang sangat urgen dan jauh lebih penting daripada menunggu di motivasi orang lain atau lingkungan. Setidak-tidaknya ada beberapa hal atau alasan mengapa kita perlu memotivasi diri; Menjadi selalu antusias, konsisten dalam bekerja,selalu berinisiatif dan kreatif, produktif dalam bekerja, tercapainya tujuan yang diinginkan,meraih tujuan lebih cepat, optimis terhadap masa depan, menikmati hidup dan pekerjaan, terhindar dari kesepian,terhindar dari rasa jenuh, menunaikan kewajiban syar’i, melaksanakan sunnah Rasul,tidak tergantung pada motivasi dari orang lain,memperoleh sukses di dunia dan di akherat

Sobat, adapun hambatan –hambatan untuk memotivasi diri antara lain; kurangnya kepercayaan diri, cemas, opini negatif, perasaan tidak ada masa depan, merasa diri tidak penting, tidak tahu apa yang terjadi, pengakuan semu.

Sebagai kesimpulan dari sekian banyak motivasi justru yang paling kuat adalah motivasi spiritual yaitu suatu motivasi yang muncul dari kesadaran akan hubungan kita dengan Allah .Inilah motivasi yang dapat mengalahkan segala-galanya. Motivasi yang mampu mendorong manusia melakukan apa saja. Bahkan, perbuatan berat seberat apapun mampu dilakukannya. Karena motivasi seperti inilah, maka seseorang tidak akan pernah merasa putus asa atau menyesal, ketika gagal atau telah mengorbankan semua yang dimilikinya. Motivasi ini jauh lebih kuat pengaruhnya dibandingkan dengan motivasi-motivasi sebelumnya. Juga bersifat permanen, tidak temporal dan lebih konstan.

(www.mentorplus.multiply.com atau www.fikrulmustanir.blogspot.com , Spiritual Motivator – N.Faqih Syarif H )

akhmadyusuf.blogspot.com

Membangun Mental Entrepreneur

Membangun Mental Entrepreneur
Ikhlas, Syukur dan Sabar
Sobat, banyak diantara kita lebih suka mengeluh ketimbang mencoba melakukan perubahan dan mengasah pikiran kita untuk senantiasa berpikir kreatif dan inovatif. Padahal sobat, ketika kita sering mengeluh dan berpikir negatif pada dasarnya akan menarik sesuatu yang negative yang ada di alam semesta ini. Hukum tarik-menarik mengatakan bahwa kemiripan menarik kemiripan. Jadi ketika Anda memikirkan suatu pikiran, anda juga menarik pikiran-pikiran serupa ke diri anda.Pikiran bersifat magnetis, dan pikiran memiliki frekuensi. Ketika anda memikirkan pikiran-pikiran, pikiran-pikiran itu dikirimkan ke semesta, dan secara magnetis pikiran akan menarik semua hal yang serupa yang berada di frekuensi yang sama. Segala sesuatu yang dikirim ke luar akan kembali ke sumbernya – Anda.

Sobat, mulai hari ini awali hari-hari anda dengan pikiran positif dan optimis serta khusnudzan kepada Allah Swt. Maka semuanya akan baik-baik saja. Ada tiga kunci atau trilogi mental untuk menjadi entrepreneur menurut Bambang Suharno :
1. Mental Uang Produktif : Selalu ingin mengeluarkan uang untuk hal yang bersifat produktif bukan mental konsumtif.
2. Mental Pemberdaya : Selalu ingin memberdayakan orang lain. Ia tidak akan mengerjakan semua hal sendiri dan selalu mendelegasikan tugas kepada orang lain.
3. Bermental Tangan di atas : Selalu memiliki keinginan untuk memberi kepada orang lain. Selalu mencari cara untuk bisa memberi peluang usaha, lapangan pekerjaan, dan kebahagiaan kepada orang-orang di sekitarnya. Salah satu cara untuk menumbuhkan mental ini adalah dengan memperbanyak sedekah.

Sobat, ubahlah hal yang biasa menjadi luar biasa? Bagaimana cara membuat sesuatu yang biasa menjadi luar biasa? Jawabannya ádalah memiliki visi atau cita-cita yang jelas dan kuat (Dare to dream). Berikutnya adalah konsisten, tekun, ulet.(Dare to action ).
Visi dibaratkan sebuah bejana dan keberhasilan adalah air yang mengisinya. Banyaknya air yang tertampung di dalamnya sebanding dengan usuran bejana tersebut. Semakin besar usuran bejana semakin besar pula air yang bisaditampungnya. Begitu juga dengan jiwa manusia. Semakin tinggi dan kuat visi atau cita-citanya, semakin besar ukuran bejana mentalnya sehingga semakin tinggi pula keberhasilan yang akan diraihnya.
Adapun consisten dibaratkan sebagai sebuah tetesan air yang mengenai batu. Dengan kesabarannya, air menetes terus menerus dengan kekuatan yang lemah akhirnya mampu melubangi sebuah batu yang keras sekalipun.
Sobat, seorang entrepreneur yang memiliki mimpi besar serta konsisten untuk mencapainya . Maka ia akan mampu mengubah suatu hal yang biasa menjadi luar biasa. Dengan Konsisten yang luar biasa, seseorang bisa menjadi pengusaha sukses. Konsisten dan ketekunan pasti akan membawa hasil. Kebanyakan orang tidak sabar mengalami penderitaan bisnis, misalnya barang tidak laku,dicemooh tetangga, teman atau orang lain, uang ludes, dsb. Padahal seringkali sukses yang diraihnya tinggal sejengkal lagi.
Sobat! Waspadalah dengan pikiran negatif dan keluhan, kebanyakan orang menyelingi berbagai kegiatannya dengan berbagai keluhan, tanpa menyadari bahwa yang ia lakukan sebenarnya adalah sedang “fokus” pada apa yang ia keluhkan. Oleh karena sifat energi kuantum semesta memiliki ‘respons persetujuan otomatis’, maka yang akan terjadi adalah orang itu akan mendapatkan apa yang ia fokuskan ( minta ) yaitu hal-hal yang ia keluhkan.
Kebanyakan orang yakin bahwa ia adalah korban dari keadaan yang sedang berlangsung. Sebagiannya lagi yakin bahwa ia punya kemampuan untuk mengubah kondisi kehidupannya. Sebagian kecil lagi yakin bahwa ia mulai bermain-main dengan kemungkinan barangkali hidupnya bisa diubah lebih baik. Dan sebagian yang lebih kecil lagi sadar bahwa dengan bantuan Allah segalanya memang mungkin. Dan penghalangnya adalah diri kita sendiri. Hiduplah dari tingkat tertinggi. Sadar bahwa dengan bantuan Allah, segalanya jadi mungkin!
Sebagai penutup dari tulisan ini, Marilah kita hidup dengan penuh harapan, semangat, syukur, sabar, fokus, tenang, bahagia,lebih sadar dan lebih sengaja serta menjadikan Allah sebagai orientasi pertama dan utama.
Semakin tinggi keimanan Anda, semakin positif perasaan ikhlas Anda. Jadi semakin besar kekuatannya dan semakin efektif hasil kerja Anda.
Di sinilah terkadang berbagai kemudahan unik akan datang mewarnai kelancaran hidup Anda. Seperti”kebetulan-kebetulan” kecil yang kerap hadir dalam hidup namun jarang disyukuri dan membuatnya “malas” untuk hadir lagi.
Never Give Up!
Salam dahsyat dan luar biasa!!!
(www.mentorplus.multiply.com atau www.fikrulmustanir.blogspot.com , Spiritual Motivator – N.Faqih Syarif H )

Akhmadyusuf.blogspot.com