Minggu, 15 Februari 2009

Membuka Jendela Pikiran Kita

Membuka Jendela pikiran kita
Oleh. N. Faqih Syarif H

Dalam sesi pelatihan seringkali saya ditanya; “Bagaimana caranya presentasi yang efektif dan inspiratif.” Insya Allah dalam Tulisan singkat ini kita akan bahas tentang dasar-dasar apa saja yang harus di pelajari dan dipahami sebagai seorang Trainer atau Pembicara. Ada lima prinsip dasar yang paling penting untuk dilakukan adalah berlatih, berlatih, berlatih, berlatih dan jangan pernah berhenti berlatih dan melakukan perbaikkan terus-menerus dengan meningkatkan valensi diri.
Sobat, jendela pikiran kita adalah sekujur tubuh kita. Mata, telinga, mulut, dan kulit kita. Proses penanaman sesuatu ke dalam pikiran kita, menurut Dr. Vernon A. Magnesen, melalui :
• 10 % dari apa yang kita baca.
• 20% dari apa yang kita dengar
• 30% dari apa yang kita lihat
• 50% dari apa yang kita lihat dan dengar.
• 70% dari apa yang kita katakana
• 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan.

Sobat, apa yang bisa kita simpulkan dari penelitian di atas? Jelas apa pun yang kita baca, dengar, lihat, katakan dan lakukan, menentukan isi pikiran kita, memberikan kontribusi terhadap kualitas berpikir kita.
Kalau kita dengan sadarnya melakukan hal-hal berkut ini :

1. Memilih dengan bijak buku-buku yang kita baca.
2. Mendengarkan hanya hal-hal yang positif, semangat dan membesarkan hati.
3. Menjaga mata kita untuk melihat hal-hal yang memperkaya wawasan.
4. Mengatakan hanya hal-hal positif dan membangkitkan semangat
5. Melakukan sesuatu yang benar-benar bermanfaat baik untuk diri-sendiri maupun untuk sesama dalam rangka mengabdi dan beribadah kepada Allah Swt.

Maka, Insya Allah kita akan menjadi sangat positif. Pikiran yang positif ini akan menavigasi aksi kita ke arah yang positif, akibatnya kita akan membentuk pola kebiasaan yang positif juga dan selanjutnya akan memiliki karakter pribadi yang positif. Dan hidup akan jadi indah dan lebih bermakna. Kesadaran akan hal ini menjadi dasar juga ketika kita melakukan presentasi atau menyampaikan gagasan kepada orang lain di mana Visual, Auditory dan kinestik audience harus juga diperhatikan.
Coba sobat, bayangkan jika kebiasaan di atas kita lakukan misalnya; dalam satu minggu kita mampu membaca satu buku, maka dalam satu bulan kita akan membaca 4 buku, dalam satu tahun 48 buah buku. Lha kalau lima tahun maka 240 buku. Jika buku-buku ini membahas tentang satu bidang keahlian tertentu, maka anda sudah Doktor atau pakar di bidang tersebut. Andrie Wongso dalam pepatah cina pernah mengatakan,” Membaca membuat orang miskin menjadi kaya. Membaca membuat orang kaya menjadi anggun.” Nah, mau menjadi kaya dan anggun? Jawabnya membaca! Baca, baca,baca,baca dan baca buku-buku yang baik dan inspiratif. Bukankah membaca juga perintah Ilahi yang dikumandangkan dalam firman-Nya : Iqraa’ bismirabbika alladzii kholaq” Menurut Anda apa yang harus kita baca? Yah, Benar Anda! Semua kebaikkan, semua yang bermanfaat bagi manusia dan kemanusiaan!

Sobat, di era informasi yang begitu gencar dan murah seperti saat ini, kita harus benar-benar bijak dan hati-hati memilah dan memilih sumber yang masuk ke pusat pikir kita(otak), sehingga membuat pikiran kita bertumbuh kembang ke arah yang positif dan membesarkan jiwa. Karena baik-tidaknya informasi yang kita peroleh, bertanggung jawab pada pola aksi kita selanjutnya.

Sobat, ada tips singkat bagi Anda. Kapan saja anda berpidato atau melakukan presentasi untuk menyampaikan gagasan-gagasan Anda, ingatlah 3 P :
• Poise artinya kepercayaan diri, ketenangan, dan kredibilitas.
• Pause artinya hentian yang tepat, menunjukkan penggunaan suara atau olah vocal yang baik.
• Pose artinya adalah penampilan anda di hadapan khalayak, mimik dan bahasa tubuh Anda.
Sebagai penutup dari artikel singkat ini ada bait sajak dari Dani RM:
Ibarat air, guru harus terus menyejukkan dan memberi kesegaran.
Ibarat udara, guru harus terus melegakan dan memberi nafas kehidupan.
Ibarat api, guru harus terus menghangatkan dan memberi penerangan.
Ibarat tanah, guru harus terus menopang dan memberi ruang untuk berkembang.

Siapa pun kita adalah Guru/ trainer bagi generasi kita untuk melanjutkan perjuangan demi kejayaan umat dan agama yang rahmatan li’alamin ini. Agar kita menjadi guru yang mencerahkan kita harus mempersembahkan apa pun yang kita punya dalam pengabdian kita dan beribadah kepada Allah Swt sehingga mengajar dengan hati, membimbing dengan nurani, mendidik dengan segenap keikhlasan serta menginspirasi dan menyampaikan kebenaran dengan rasa kasih.
( Spiritual Motivator, N. Faqih Syarif H, www.mentorplus.multiply.com atau www.fikrulmustanir.blogspot.com )

0 komentar:

Posting Komentar