Andaikan Sahabat Nabi Datang Ke Indonesia
Apakah yang dipikirkan para sahabat seandainya mereka mengunjungi Indonesia?, mungkin mereka akan langsung berteriak “surga ! surga !”. Bagaimana tidak, begitu banyak kemiripan Indonesia dengan ciri-ciri surga, paling tidak surga di dunia. Menurut hadist surga sebagian besar berwarna hijau, coba datang ke wilayah pegunungan semisal kawasan wisata Pacet, Mojokerto, maka kita akan menemukan hal itu. Ciri lain yang menjelaskan tentang keelokan surga juga lebih bisa didekati Indonesia daripada Negara lain. Para sahabat di jazirah arab, terbiasa dengan wilayah yang sebagian besar padang pasir tandus, gunung yang isinya cuma bebatuan, tanah yang tidak begitu subur, ketersediaan air yang kurang, dan minimnya vegetasi yang dapat tumbuh dengan baik, pasti akan takjub melihat Indonesia yang begitu “gemah ripah loh jinawi, toto tentrem kerto raharjo” dimana tongkat kayu dan batu bisa jadi tanaman, perairannya tidak disebut lautan tapi “kolam susu” dimana ikan yang akan datang menghampiri nelayan. Di dalam perut buminya terkandung berbagai macam sumber harta dunia semacam emas, perak, timah dan juga sumber energi semacam batubara, minyak bumi, gas alam, uranium dan sejenisnya.
Tapi, jika para sahabat tadi tinggal beberapa saat, pasti mereka tidak akan tersenyum melainkan akan menangis. Bagaimana tidak, kerusakan demi kerusakan akan tampak di mata mulia mereka. Pengerusakan alam dengan tiada hentinya untuk memenuhi hawa nafsu sudah menjadi hal biasa di tanah ini. Sudah berapa hutan di jarah dan dilibas habis tak tersisa, hingga Allah memberikan sedikit musibah dengan beberapa bencana alam seperti banjir dan Tanah longsor yang akhir-akhir ini semakin marak terjadi. Apakah Para penguasa negeri ini sadar dan berbenah diri?, tampaknya masih jauh panggang dari api, alih-alih berbenah penguasa negeri ini malah semakin menggila dalam melisensi penebangan hutan alam. Sebut kasus kerusakan hutan di tahun 2009 ini, yaitu kerusakan hutan di Riau ditengarai akibat Defisit bahan baku dua raksasa pulp RAPP dan IKPP, yang seenaknya menebang hutan alam padahal seharusnya untuk industri harusnya menggunakan hutan tanaman (Forest Watch Indonesia). Besarnya keteledoran ini menunjukkan bahwa penguasa negeri ini lebih mengutamakan hawa nafsu daripada kepentingan rakyat, “asal ada uang siapapun boleh tebang” mungkin itu barangkali semboyan mereka.
Di sektor lain seperti penambangan kerakusan penguasa negeri ini lebih nyata lagi. Berapa banyak sumber minyak bumi digadaikan kepada pihak asing di saat anak negeri sendiri sanggup mengolahnya. Blok cepu adalah fakta!, di saat Pertamina dan cendikiawan dari ITB menyatakan sanggup mengolahnya, pemerintah justru memberikannya ke EXXON Mobile. Di Papua berapa ton emas dikeruk dan di angkut ke luar negeri setiap tahunnya melalui tangan Freeport-McMorran. Tapi di lain pihak provinsi ini memiliki nilai produk domestik regional bruto (PDRB) paling kecil. Selain itu rakyat papua masih terbelakang, berkoteka, telanjang, dan kumuh tanpa tersentuh perubahan yang nyata. Ekstrimnya pemerintah malah menganggapnya kebudayaan yang layak di pertahankan. jika ini tidak dzalim lalu apa lagi namanya.
Di bidang sosial kerusakan benar-benar meraja-lela, seks bebas sudah mejadi tradisi, bugil di depan kamera bukan lagi hal yang sulit ditemui, prostitusi sangat mudah di akses dari kelas ecek-ecek pinggir jalan sampai kelas berlisensi yang dipajang di etelase-etalase. Peredaran narkoka juga tak terkendali, 3, 2 juta orang di Indonesia diduga terlibat narkoba, namun BNN menduga sebenarnya angka riil di lapangan adalah lebih besar lagi. Jumlah siswa putus sekolah untuk Sekolah Dasar (SD) setiap tahunnya rata-rata berjumlah 600.000 - 700.000 siswa. Sedangkan siswa SMP yang harus mengakhiri sekolah sebelum tamat setiap tahunnya rata-rata berjumlah 150.000 sampai 200.000 siswa. Orang miskin mencapai 33,714 juta di tahun 2009 ini.
Sektor politik dan ekonomi juga bobrok minta ampun. Per 31 Januari 2009, total utang Indonesia mencapai Rp 1.667 triliun atau 30 persen lebih dari produk domestik bruto. Utang tersebut berupa pinjaman Rp 740 triliun dan surat berharga Rp 920 triliun. Pemerintah Indonesia mendapat pinjaman siaga senilai 2 miliar dollar AS dari Bank Dunia, Pinjaman dari Bank Dunia itu akan digunakan untuk mendukung paket stimulus fiskal Rp 73,3 triliun. Indonesia mendapatkan komitmen serupa dari Pemerintah Australia 1 miliar dollar AS, Jepang 1,5 miliar dollar AS, dan Bank Pembangunan Asia 1 miliar dollar AS. Semuanya untuk tahun 2009-2010 (kompas). Tak diragukan lagi keterpurukan negeri ini akan menjadi suatu keniscayaan, hutang berbasis ribawi ini akan semakin mempermudah Indonesia diintervensi asing, disetir, dan didikte sesuka hati oleh kaum neo-imperialis barat. Indef memprediksi pada tahun 2009 sekitar 500 ribu - 1 juta orang akan di PHK. Dan yang terburuk klimaks PHK akan mencapai angka 2 juta orang. Nilai indeks persepsi korupsi (IPK) Indonesia juga sangat buruk. IPK tersebut adalah persepsi korupsi di sektor publik pada 180 negara. Data ini merupakan hasil gabungan 14 survei pendapat ahli. Nilai IPK ini skalanya dari 0 sampai 10. Nol mengindikasikan persepsi terhadap korupsi tinggi. Sedangkan 10 mengindikasikan tingkat korupsi yang rendah. IPK Indonesia pada 2007 adalah 2,3 jadi Negeri ini termasuk dalam jajaran Negara-negara paling korup di dunia.
Jika situasi di negeri sudah semakin buruk, apakah kita terus bersikeras bahwa kita sudah melakukan yang terbaik. Jika Allah sudah menurunkan berbagai macam musibah yang silih berganti bergiliran bagaikan antrian, akankah kita hanya berdiam diri. Seandainya sahabat nabi yang mulia itu datang, pasti mereka akan menyuruh kita segera bertobat, kembali ke aturan Allah dan berbenah diri dengan hanya berpedoman pada petunjuk Allah yang maha berilmu. Tapi adakah keberanian, kelapangan dada, dan kerendahan hati pada diri-diri kita dan para penguasa negeri ini untuk menerima kebenaran?. Semoga saja. Sebab bila kemungkaran dan keingkaran kepada hukum-hukum Allah terus dilakukan kehancuranlah yang ada dihadapan kita. Tapi tatkala seluruh penduduk negeri ini beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, hanya menerapkan aturan-aturan Allah, maka Allah akan menurunkan rezeki yang barokah dari langit dan bumi. Ini adalah janji Allah, dan janji Allah selalu benar. (AYU5)
Akhmadyusuf.blogspot.com
Sabtu, 28 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

0 komentar:
Posting Komentar